Tarakan Field: Jaga Produksi di Perbatasan Negeri

Tarakan Field: Jaga Produksi di Perbatasan Negeri

RfhfjherJakarta - Meski wilayah kerjanya berada nun di Utara, di kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia, jajaran Pertamina EP (PEP) Asset 5 Tarakan Field tetap berusaha menampilkan kinerja optimal. Hal tersebut dapat diurut lewat capaian produksi minyak dan gas (migas) Semester-I/2017 Tarakan Field yang di atas target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2017. “Kinerja Produksi Tarakan Field Semester-I/2017 rata-rata sebesar 1.739 barel minyak per hari (BOPD) atau 112,1% dari RKAP. Sementara produksi gas 2,84 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD) setara 101,5% dari target RKAP,” ungkap Adhi Herusakti S, Field Manager Tarakan (16/8).

 

Lebih lanjut Adhi menjelaskan bahwa postur kinerja produksi Tarakan Field seperti itu, dituai dari upaya kreatif dan langkah inovatif seluruh jajarannya dalam melakukan strategi well intervention pada asset-aset sumur tua existing. “Kontribusi kegiatan perawatan sumur existing pada Semester-I/2017 rata-rata sebesar 104,8 BOPD. Hal tersebut secara signifikan mendukung kestabilan produksi Tarakan Field relatif terjaga,” terang Adhi.

 

Menurut Adhi, kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi perbaikan komplesi sumur (sand screen), serta perbaikan efisiensi pompa baik itu Sucker Rod Pump (SRP), Electricity Submarcible Pump (ESP), maupun Hydraulic Jet Pump (HJP) dengan penggantian dan optimasi secara berkala. “Ditengah situasi industri migas yang mengharuskan peningkatan efisiensi disegenap aspek, kegiatan perawatan sumur serta optimasi sumur existing merupakan pilihan bijak dalam menjaga kestabilan produksi, khususnya untuk mengurangi low & off serta penurunan produksi secara alami (natural production decline)” tambah Adhi.

 

Di samping itu, upaya lain yang turut memberikan gain produksi adalah melakukan beberapa improvement lewat pemasangan downhole sand cyclone dan modifikasi double standing valve pada sumur SRP untuk mengatasi low & off produksi sumur karena masalah kepasiran (sand problem). Penerapan improvement tersebut memberikan gain rata-rata sebesar 75,37 BOPD. “Tambahan produksi lain sepanjang Semester-I/2017 sebesar 40 BOPD, juga diperoleh dari zona-130 MZ melalui kegiatan reparasi sumur existing,”ujar Adhi.

 

Adhi menambahkan, dalam Semester-II/2017 kegiatan reparasi dan workover masih menjadi aktivitas andalan untuk mencari tambahan produksi, khususnya di Area Sembakung dengan mendatangkan hoist baru. “Selama Semeter-II/2017, kami memprogramkan untuk mengerjakan 4 sumur workover (2 sumur gas dan 2 sumur minyak) dengan target 40 BOPD dan 1 MMSCFD,” aku Adhi. Secara keseluruhan, kegiatan reaktivasi sumur pada 2017, ini direncanakan sebanyak 10 sumur.

 

Dari kegiatan reaktivasi sumur, menurut Adhi diharapkan memberikan gain produksi sebesar 5 – 10 BOPD per sumur dengan target zona untuk reakivasi sumur suspended meliputi zona 130 MZ, 235 MZ, 290 MZ, 380 MZ, 460 MZ. “Terkait dengan kegiatan penambahan sumur, program pengeboran di Tarakan Field pada 2017  sebanyak 5 Sumur, dengan rincian 1 sumur pada Struktur Mengatal di Area Tarakan (rencana tajak Oktober 2017), serta 4 sumur di Struktur Sembakung yang akan dibor mulai September 2017. Target produksi dari kegiatan pengeboran diperkirakan sebesar 300 BOPD per sumur,” ucap Adhi. Pengeboran RK 2017, ini merupakan kegiatan yang baru dilakukan oleh PEP sejak Oktober 2008, ketika ditandatanganinya alih kelola lapangan Tarakan dari Medco selaku operator sebelumnya.

 

Terkait kebijakan efisiensi di segala lini organisasi, Tarakan Field selalu memastikan kinerja kehandalan fasilitas produksi. Hal ini sangat membantu kelancaran kegiatan operasional sehari-hari tanpa hambatan berarti. Kondisi dimaksud, tercermin dalam angka Realisasi Availability & Reliability rata-rata sebesar 94% selama Semester-I/2017. Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan sebesar 90%. “Pencapaian ini merupakan hasil dari implementasi sistem Preventive Maintenance (PM) di seluruh major equipment, terutama pada jenis mechanical rotary dan electrical equipment. Selain itu, dukungan dan komitmen seluruh pekerja pun dapat diandalkan, di samping koordinasi lintas fungsi yang ada di Tarakan Field dan stakeholder lainnya,” urai Adhi.

 

Pada Semester-I/2017, Tarakan Field mampu memetik efisiensi setiap bulan rata-rata sebesar USD 13,500 atau setara Rp 1,8 miliar. Sebagian besar efesiensi tersebut merupakan hasil negoisasi kontrak berjalan, khususnya kontrak fasilitas produksi. Selain itu juga efesiensi dalam penggunaan Kendaraan Ringan Perusahaan (KRP) dari tiga puluh lima menjadi dua puluh tiga KRP dan terus dipertahankan sampai akhir 2017. Salah satu inovasi yang dilakukan Tarakan Field guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi adalah melalui kontrak TVM (Total Vendor Maintenance), khususnya untuk pemeliharaan peralatan Caterpillar. Langkah-langkah effisiensi yang dialankan mencakup Preventive Maintenance rutin secara mandiri oleh Teknisi Pertamina Tarakan Field dan melakukan order terbatas hanya pada spare part saja, diluar penyediaan jasa servis TVM. Hal ini berimplikasi pada efisiensi biaya penggunaan kontrak TVM Caterpillar rata-rata sebesar USD 150,000 selama kurun Semester-I/2017 dibandingkan dengan saat mengorder keseluruhan jasa servis dan spare part pada kontrak tersebut. “Walaupun strategi penghematan dan effisiensi secara ketat dilakukan, Tarakan Field memastikan kehandalan kinerja seluruh fasilitas produksinya tetap terjaga,” pungkas Adhi.

 

Pertamina EP Asset 5 Tarakan Field meliputi 2 area operasi, yaitu Area Tarakan dengan 52 sumur produksi yang ditangani sejak Oktober 2008 dan Area Sembakung (44 sumur produksi) dikelola mulai Desember 2013.•DIT.
HULU

Share this post