JAKARTA - VP Divisi Financing dan Treasury PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) melakukan kunjungan benchmarking Pengelolaan Likuiditas Keuangan & Anak Perusahaan di Divisi Financing & Business Support PT Pertamina (Persero), pada 16 November 2017. SVP Financing & Business Support Pertamina Narendra Widjajanto menerima kunjungan tim Telkom tersebut sebagai bagian dari sharing of knowledge dan experience untuk meningkatkan sinergi antar BUMN.
Pada kesempatan itu, tim Telkom yang terdiri dari 9 orang dan dipimpin oleh VP Financing & Treasury Telkom Siti Rakhmawati mengapresiasi positif atas penerimaan Pertamina dalam kegiatan yang difasilitasi oleh Bugi Riagandhy dan Dwi Astuti Rahayu dari Bank Mandiri.
Siti Rakhmawati menyampaikan beberapa pertimbangan Telkom memilih Pertamina sebagai benchmark company didasari karena posisi Pertamina sebagai BUMN terbesar di Indonesia, perusahaan yang termasuk dalam Fortune 500, sebagai frequent issuer Global Bond dan memiliki anak perusahaan dengan jumlah yang besar. Kegiatan benchmarking ke Pertamina tersebut juga merupakan tindak lanjut atas arahan BoD Telkom yang ingin membawa Telkom sebagai salah satu perusahaan yang masuk dalam Fortune 500.
Pada pertemuan tersebut, Narendra menyampaikan proses bisnis di Pertamina secara umum dan gambaran Pertamina melakukan pengelolaan likuiditasnya agar dapat optimal melalui beberapa instrumen pengelolaan dana. Di antaranya: menerapkan hedging valas dan notional pooling serta mendapatkan competitive external funding dari dalam maupun luar negeri.
Lebih lanjut disampaikan pula, dengan mengoptimalkan penerapan beberapa instrumen tersebut, Pertamina dapat mengurangi risiko atas fluktuasi kurs Rupiah terhadap US Dollar, memaksimalkan cash flow di setiap business unit Pertamina dan mendapatkan pendanaan eksternal yang cukup kompetitif dengan menyesuaikan sumber pendanaan eksternal dengan jenis kebutuhannya, baik untuk pendanaan Opex maupun Capex perusahaan.
Tim Benchmark Telkom merespon positif penjelasan tersebut dan menyampaikan kepada Pertamina bahwa saat ini mereka belum menerapkan hedging valas dan notional pooling dalam pengelolaan likuiditasnya.
Sementara itu, VP Subsidiary & Joint Venture Management Pertamina Mardijono Nugroho menyampaikan upaya Pertamina dalam mengelola anak perusahaan, joint venture dan afiliasinya sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi Pertamina. Pada kesempatan tersebut, perwakilan dari Telkom menyampaikan bahwa saat ini Telkom belum memiliki organisasi yang secara khusus mengelola anak perusahaannya seperti yang telah diterapkan oleh Pertamina. Oleh karena itu, Telkom berharap akan ada pembahasan lebih lanjut antara Pertamina dan Telkom terkait dengan pengelolaan anak perusahaan, joint venture dan afiliasinya yang telah dilakukan oleh Pertamina.
Di akhir acara, Pertamina, Telkom dan Bank Mandiri bermaksud melanjutkan kerja sama di waktu yang akan datang untuk meningkatkan sinergi antar BUMN dan mendukung harapan Telkom untuk menjadi BUMN yang masuk dalam Fortune 500 di masa yang akan datang.•DIT. KEUANGAN