JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina terus berkomitmen untuk tumbuh bersama masyarakat dan menjaga lingkungan dengan mendukung akses energi yang terjangkau dan berbasis masyarakat. Hal tersebut mendapat apresiasi dari acara ”Anugerah Ekonomi Hijau” yang diselenggarakan Detikcom di Jakarta, Selasa, 30 Juli 2024.
Anugerah Ekonomi Hijau merupakan acara apresiasi terhadap program yang menunjang Environment, Social and Governance (ESG) di Indonesia dan perusahaan yang memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mensejahterakan masyarakat.
Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi, Arya Dwi Paramita mengatakan untuk mendukung akses energi yang terjangkau dan berbasis masyarakat, PHE memiliki program Desa Energi Berdikari (DEB), yakni sebuah program berkelanjutan yang diharapkan dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.
“Hingga tahun 2023 terdapat 28 program DEB di lingkungan Subholding Upstream Pertamina. Dari program tersebut, terdapat empat sumber energi listrik EBT yang sudah dimanfaatkan, seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang tersebar di 21 lokasi dengan kapasitas 127,34 kilowatt peak (kWp), biogas di 3 lokasi sebesar 245 meter kubik (m3), gas metana sebesar 756.000 m3, pemanfaatan biodiesel di 2 lokasi dengan kapasitas mencapai 3,8 kiloliter/tahun dan pemanfaatan tenaga angin sebagai sumber energi dengan kapasitas 6 kWp, ” ucap Arya Dwi Paramita.
Lebih lanjut Arya menuturkan, Pertamina Hulu Energi berhasil membangun Desa Energi Berdikari (DEB) di beberapa lokasi. Diantaranya DEB yang dikembangkan pada program desa wisata Dewi Shuji PT Pertamina EP Prabumulih Field yang digunakan untuk mendukung kebutuhan operasional listrik desa wisata, DEB yang dikembangkan pada program biogas PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai sumber alternative untuk kebutuhan rumah tangga, DEB yang dikembangkan PT Pertamina EP Subang Field untuk pompa budidaya tanaman hidroponik dan aquaponic serta pompa air tenaga surya untuk irigasi pertanian dan sebagai sumber energi listrik mesin dekortikator pengolahan limbah daun nanas.
Selain itu, DEB PT Pertamina EP Bunyu Field yang dikembangkan untuk menggerakkan pompa hidroponik bersamaan dengan inovasi pemanfaatan akar pakis, DEB juga dikembangkan oleh PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur Daerah Operasi Bagian Utara (PHKT DOBU) sebagai energi alternative yang mendukung aktivitas ekonomi pengolahan kopi pada program Penguatan Ekologi Kampung Kopi Luwak Desa Prangat Baru.
PHE WMO juga mengembangkan pada program penyediaan sarana prasarana produksi garam serta penyediaan rumah garam (salt centre) untuk menggerakkan mini washing plant serta pompa distribusi air. Selanjutnya, PT Pertamina EP Papua Field mengembangkan DEB lewat program Peri Berdaya sebagai energi alternatif yang menyediakan kebutuhan listrik untuk mesin-mesin pompa air yang dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga sehari- hari.
Desa Energi Berdikari merupakan salah satu wujud dari komitmen perseroan untuk mendukung ketersediaan akses energi yang lebih terjangkau, dapat diandalkan dan berkelanjutan, berbasis masyarakat dan sumber energi baru terbarukan (EBT).
Dalam pelaksanaannya, PHE menerapkan 3 (tiga) pendekatan dalam membangun kemandirian masyarakat di DEB sehingga dapat merasakan manfaat secara langsung. “Pertama, PHE membangun awareness/kesadaran untuk membuat masyarakat mengetahui potensi EBT yg ada di sekitar mereka. Selanjutnya, membangun capability dimana PHE melatih masyarakat agar memiliki skill utk memanfaatkan energi baru terbarukan,” jelas Arya.
Pendekatan berikutnya yaitu economic value, dimana PHE melakukan pengembangan agar kesadaran dan kapabilitas yang sudah dibangun dari pemanfaatan EBT bisa mendapatkan nilai tambah terhadap perekonomian masyarakat DEB.
“Dengan capaian hingga saat ini, PHE akan terus berupaya menjadi perusahaan yang mampu memanfaatkan energi baru terbarukan yang dapat mensejahterakan masyarakat,” ujar Arya.*SHU