Ternyata Kilang Plaju Produksi Gas Pendorong Semprotan

PLAJU – Pelengkap perawatan kesehatan dan kecantikan seperti hair spray, dry shampoo, penyegar wajah, parfum dan lainnya yang digunakan dengan cara disemprotkan mengandung Hydrocarbon Aerosol Propellant (HAP) agar cairan menyebar rata. HAP merupakan salah satu produk turunan dari gas yang dihasilkan Kilang Pertamina, salah satunya Refinery Unit III Plaju.

Selain dua produk tersebut, HAP juga digunakan dalam produk pembunuh kuman, serangga, cat semprot dan lain-lain. Pada masa pandemi saat ini, banyak produk pembunuh kuman dan mikroorganisme sebagai antisipasi penularan virus COVID-19.

HAP sebagai varian produk gas domestik, merupakan gas pendorong atau aerosol ramah lingkungan yang mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi pemanasan global. HAP murni dibuat dari bahan alam dan tidak berpotensi dalam penipisan lapisan ozon.

Sebelum ada HAP, produk gas pendorong yang digunakan adalah CFC atau kloroflourkarbon, yang dapat merusak lapisan ozon.  Namun pada tahun 2015 CFC tidak diperbolehkan lagi, setelah dikeluarkannya protokol Montreal.

HAP yang diproduksi Kilang RU III Plaju, tersedia dalam berbagai jenis dengan spesifikasi disesuaikan dengan kelompok industri penggunanya.  Seperti HAP-32 untuk industri parfum dan korek api gas, HAP-39 untuk industri hair spray, HAP-42 untuk industri air freshner, HAP-52 untuk indsutri insektisida, dan HAP-85 untuk industri cat semprot, yang menggunakan propellant sebagai pendorong produk aerosol.

“HAP merupakan produk gas berasal dari crude yang diolah di Crude Distiller Units (CDUs) kemudian masuk ke Gas Plant Unit. Setelah melewati sejumlah proses, produk gas dari pengolahan kilang menghasilkan LPG, Musicool dan HAP,” kata Region Manager Communication, Relations & CSR Sumbagsel Dewi Sri Utami.

Dewi menambahkan  rata-rata produksi HAP di Kilang Plaju sebesar 10–15 ton per bulan, dimana disalurkan ke Depot LPG Pulau Layang, yang berada di bawah Marketing Operation Region II Sumbagsel.

Pada masa pandemi ini, produk HAP termasuk yang mengalami peningkatan permintaan, seiring dengan peningkatan produk sanitasi baik itu hand sanitizer, disinfektan, dan produk cair lain yang memerlukan propellant aerosol sebagai pendorong.

“Produksi HAP menyesuakan permintaan, apabila permintaan berkurang, maka akan diolah menjadi LPG atau Musicool bahan pendingin AC,” terangnya. *MOR II/HM

Share this post