PALU - Banyaknya korban bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala membuat Emergency Response Team (ERT) Pertamina bergerak cepat. Relawan ini bukan hanya asal bergerak membantu korban, namun seluruh tim ERT Pertamina adalah orang orang yang telah terlatih di bidang rescue atau penyelamatan.
Seperti yang dikatakan oleh Tim Leader ERT Pertamina M Adam Hirsaman. Tim tersebut sudah dilatih sebelumnya untuk dapat melakukan intervensi saat terjadi kondisi krisis atau kecelakaan baik dalam urusan pekerjaan maupun kemanusiaan.
“Tim Emergency Respon Team adalah tim yang dilatih untuk bisa melakukan intervensi jika ada kondisi krisis. Contohnya di Migas, fire, kebocoran minyak dan gas, mencegah terjadinya accident sehingga kerusakannya tidak terlalu luas,” ujarnya.
Tim ERT dibekali kemampuan penyelamatan yang berbeda-beda, seperti rescue on water, collapse structure rescue dan tipe lainnya. Tim juga dibekali pengetahuan mengenai pertolongan pertama terhadap korban.
“Tipe tipe rescue itu berbeda, hanya yang sesuai dengan kompetensinya saja yang bisa ikut rescue. Mereka juga dibekali pengetahuan first aid untuk berjaga-jaga. Jadi memang sudah sesuai aturan rescue sesungguhnya,” tambahnya.
Tim ERT Pertamina Hulu Indonesia yanng berada di bawah komando Kementerian ESDM, secara tidak langsung menjembatani antara Pertamina Group dengan Kementerian ESDM dan BPH Migas.
“Secara garis besar tugas search and rescue adalah kalau ada yang selamat, evakuasi jenazah, dan memberikan bantuan medis. Di samping itu kita juga mengkoordinasi bantuan yang akan diserahkan ke posko ESDM dan Komando Resort Militer,” katanya.
Sebelum bencana di Palu, Tim ERT Pertamina juga membantu korban bencana gempa Lombok beberapa bulan lalu. Aksinya tersebut membawa Tim ERT Pertamina mendapat penghargaan dari Meteri ESDM sebagai salah satu tim ERT yang berkontribusi.•DK/ANDRE