BEKASI -- Menempuh perjalanan berjam-jam melalui jalur darat dan sungai tak membuat dr. Suyitno bersama dua perawat dan relawan pekerja dari Kantor Pusat Pertamina kehilangan semangat. Pukul 06.00 WIB, mereka berangkat dari posko medis di Desa Batu Jaya, Karawang menuju Desa Muara Beting, Bekasi.
Selama tiga jam pertama mereka menempuh jalan darat menggunakan mobil ambulance. Namun, menuju desa tersebut, dr. Suyitno dan tim harus meneruskan perjalanan dengan menggunakan sampan selama 1,5 jam agar cepat sampai ke lokasi posko kesehatan di Desa Muara Beting. Mobil ambulance pun terpaksa harus menunggu di lokasi itu, sementara perlengkapan medis dan obat-obatan dipindahkan ke sampan.
"Alhamdulillah, semua lancar," ungkap dr. Suyitno.
Hari itu, Kamis (8/8), dr. Suyitno dan tim mendapat tugas melakukan pemeriksaan kesehatan ke masyarakat Muara Beting, salah satu wilayah perbatasan antara pantai utara Karawang dan Bekasi. Tiba pukul 10.30 WIB, ia langsung membuka posko kesehatan untuk warga setempat dan tim OSCT yang bertugas di wilayah itu.
Dengan penuh kesabaran, dibantu dua perawat ia melakukan pemeriksaan kepada 37 warga sekitar dan 21 anggota tim OSCT yang membutuhkan daily check up.
"Tim OSCT semua dalam keadaan sehat, sedangkan warga Muara Beting kebanyakan menderita sakit perut, mual, pusing, flu, demam, dan gatal-gatal," jelas pria yang biasa bertugas di Rumah Sakit Pertamina Balongan tersebut.
Salah satu warga, Saanih, sangat bersyukur Pertamina mengirimkan tim medis ke Desa Muara Beting. "Alhamdulillah, seneng ada pak dokter. Saya jadi bisa periksa, karena kalau ke puskesmas jauh dari sini," ujar wanita berusia 60 tahun yang mengeluhkan sakit perut, mual dan pusing ketika diperiksa.
Hal senada disampaikan Clean Up Coordinator tim OSCT, Firman. Menurutnya, pemeriksaan kesehatan maupun lingkungan harus dilakukan secara berkala selama proses penanganan dampak musibah anjungan Lepas Pantau YYA belum selesai.*TA