Tingkatkan Keandalan Pengeboran Gapai Produksi 1,9 Juta BOEPD

Tingkatkan Keandalan Pengeboran Gapai Produksi 1,9 Juta BOEPD

10-Foto 2_Amran Anwar , SVP D&TSemarang – Menggarisbawahi betapa krusialnya kegiatan pengeboran dalam bisnis hulu minyak dan gas (migas), serta panas bumi, Direktorat Hulu (Dit. Hulu) Pertamina, melalui fungsi Upstream Technology Center (UTC) menggelar acara Drilling and Workover Technology Forum 2016, pada 20-22 September 2016 lalu di Semarang. Ajang yang ditujukan kepada laskar drilling Pertamina baik yang bertugas di kantor pusat maupun di aset-aset produksi, merupakan forum berbagi pengetahuan atas keberhasilan atau kegagalan aktivitas pengeboran yang dilakukan sehingga menjadi bahan pembelajaran bersama. “Pengeboran merupakan action pamungkas dalam upaya peningkatkan pro­duksi maupun menambah cadangan baru migas dan panas bumi,” ucap Direktur Hulu, Syamsu Alam dalam sambutannya yang disampaikan melalui teleconference dari Jakarta (20/9).

 

Lebih jauh Alam menegaskan, masalah yang selama ini kerap terjadi dalam kegiatan pengeboran adalah non productive time (NPT). Problem dimaksud harus bisa dihindari, khususnya dalam situasi krisis harga minyak saat ini, karena aktivitas pengeboran merupakan kegiatan dengan biaya, teknologi, dan risiko paling tinggi. Karena itu, semua proyek pengeboran Pertamina ha­rus dilakukan dengan efektif dan efisien. Agar bisa efektif dan efisien maka Pertamina memerlukan pekerja yang andal, mam­pu berinovasi, meningkatkan pengetahuan, dan mengikuti best practice process. “Kita sudah memiliki Pertamina Drilling Way, ikuti saja panduan-panduan yang ada di situ agar dapat melaksanakan aktivitas pengeboran secara best practice,” tegas Alam.  Selanjutnya, Alam juga berharap lewat forum ini proyek-proyek pengeboran Pertamina ke depan bisa mendapatkan hasil optimal dan lebih efisien.

 

Acara yang diikuti oleh sekitar 300 peserta ini merupakan respon dari tantangan Pertamina ke depan, dalam usahanya mencapai aspirasi 2030 mendatang. Amran Anwar, Senior Vice President Technology and Development (SVP D&T) dalam arahannya mengatakan untuk bisa mencapai target produksi 1,9 juta barrel setara minyak per hari (MMBOEPD) pada 2030 bukan perkara mudah. Berbagai projek pengeboran yang memiliki magnitude sangat besar sudah menanti di 2017, contohnya pengeboran eksplorasi di Parang, Blok Nunukan dan Zona Mesozoik hingga kedalaman hampir 6.000 m, di Sumatera Utara. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, karena Pertamina harus menyiapkan dan meningkatkan kapabilitas sumber daya manusianya. “Forum ini diharapkan menjadi wadah untuk saling berdiskusi tentang berbagai masalah pengeboran, menjadi patokan bagi para drilling engineer yang aktivitasnya baik dalam memproses hasil temuan eksplorasi maupun pengembangan,” jelas Amran.

 

Selain Amran, forum ini juga dihadiri oleh jajaran manajemen Dit. Hulu dan para direksi anak perusahaan hulu (APH). Ketua Panitia, Ridwan Sangaji melaporkan antusiasme peserta terlihat dari masuknya 92 abstrak makalah, menyangkut berbagai topik tentang teknik pengeboran migas dan panas bumi. Adapun topik-topik yang dibahas antara lain: HSSE, technology improvement and advance, geoscientist technology and  drilling operation, integrity, dan completion. Semua abstrak tersebut diseleksi, hasilnya 31 karya tulis dipresentasikan secara oral dan 47 poster.

 

Tampil sebagai Best Paper ke-1, “Optimizing Well Design Based on Shear Failure Gradient Analysis to Minimize Bedding Plane Failure in Extended Reach Drilling (ERD) Wells on BM Field, Offshore North West Java, PHE ONWJ”; ke-2, “Penanganan Total Loss Circulation dengan Mud Cap Drilling pada Formasi Limestone untuk  mencapai target Kedalaman (TD) Lapangan X area Cepu, PT. Pertamina EP Cepu”; dan ke-3, “Casing Drilling sebagai Solusi Terhadap Permasalahan Total Loss di operasi Pemboran Struktur Louise PT. Pertamina EP”.  Sedang untuk Best Poster ke-1, “Complexity Extended Reach Drilling in Relation to Running Complection on BM Field, Offshore North West Java, PHE ONWJ”; ke-2, “Usaha Reduce Well Cost dengan Optimasi Perkerasan Lokasi Pemboran Menggunakan System Slab Beton, PT. Pertamina EP”; dan ke-3, “Success Story Penggunaan Special Seal Spacer pada Pekerjaan Penyemenan Casing Linear 7” untuk Mendapatkan Bonding Semen & Isolasi yang Optimal pada Lapisan Reservoir dengan Kendala Hilang Sirkulasi di Sumur ABG-003, PT Pertamina EP”. Selain itu acara ini juga menampilkan 14 booth yang menampilkan keunggulan-keungulan dari berbagai perusahaan jasa migas.

 

Menurut Ridwan, kondisi terpuruknya harga minyak menjadi tantangan tersendiri dalam forum ini.  “Inovasi dan kreativitas dalam pemilihan teknologi yang efektif, efisien, dan tepat sasaran akan  menjadi  solusi untuk dapat survive,” tegasnya. Forum ini juga menghadirkan 7 keynote speaker, baik dari internal Pertamina maupun SKK Migas. Selain itu, panitia juga menghadirkan para direksi anak perusahaan dalam forum talkshow. Lewat ajang tersebut mereka saling berbagi dan memaparkan strategi masing-masing terutama terkait dengan kebijakan pengeboran, khususnya dalam situasi tekanan harga saat ini.•DIT. HULU

Share this post