Plaju - Bertempat di Conference Room, GM RU III, Mahendrata Sudibja didampingi Engineering & Development Manager, Diandoro Arifian dan Production Manager, Hendri Agustian menerima kunjungan VP Petrochemical Trading, Supriyanto beserta rombongan, pada (10/2). Kunjungan dimaksudkan untuk mengetahui potensi fasilitas produk aspal dan kualitas produk polytam guna menghidupkan kembali aspalt plant di RU III.
Mahendrata menjelaskan, beberapa tahun lalu aspalt plant di RU III dioperasikan oleh PT. KAS yang saat ini tidak beroperasi lagi. Namun, untuk fasilitas seperti timbangan dan fasilitas penunjang lainnya masih ada. Sedangkan unit Polypropelene, selama ini berjalan dengan baik walaupun masih terdapat kendala dalam pengangkutan. “Namun peluang pasar dan potensi nilai tambahnya masih cukup tinggi,” paparnya.
Sementara Supriyanto menjelaskan, kunjungannya ke RU III dimaksudkan untuk berkordinasi dan meninjau sarana serta fasilitas RU III untuk pengembangan jaringan distribusi aspal di wilayah Sumatera sehingga dapat meningkatkan pasar aspal Pertamina di dalam negeri. Termasuk program peningkatan kualitas produk Polytam dari RU III.
“Potensi pasar aspal di Sumatera saat ini sekitar 300 ribu metrik ton (Mton) atu 25% dari potensi pasar di Indonesia yang mencapai 1,3 juta Mton. Kalau kita lihat market share produk aspal di Sumatera, 91% masih dikuasai oleh kompetitor. Karenanya, ada keinginan besar manajemen untuk mengubah posisi market share ini menjadi 70% untuk Pertamina,” ungkapnya.
Lebih lanjut Supriyanto menjelaskan, saat ini di Sumatera Selatan potensi pasar aspal cukup tinggi yakni mencapai 49 ribu Mton dan jika kemudian ditambah dari Lampung, Jambi, Bengkulu dan Bangka Belitung bisa mencapai 100 ribu Mton. Menurutnya, peningkatan posisi market share aspal Pertamina dapat dilakukan karena Pertamina mempunyai fasilitas pabrik aspal di Cilacap dengan kapasitas produksi 600 hingga 700 Mton dan baru hanya terutilisasi 300 Mton.
Dengan potensi pasar yang besar tersebut, lanjutnya, proses mengambil alih pasar ini tidak sulit asalkan ada dua case factor yang harus dipenuhi. Yaitu, aspal menjadi barang komoditi, sehingga mau tidak mau harga harus bersaing. Serta tersedianya infrastruktur terminal aspal curah.
“Di wilayah Sumatera, hampir semua infrastruktur dikuasai oleh kompetitor. Jadi sangat reasonable kalau kita hanya punya 9%,” pungkas Supriyanto.
Karenanya di akhir paparannya, Supriyanto meminta bantuan dan dukungan dari RU III agar dapat memiliki terminal aspal curah yang nantinya dapat difungsikan sebagai basis Pertamina dalam memasarkan produk aspal di wilayah Sumatera Bagian Selatan sehingga dapat meningkatkan pasar aspal Pertamina di dalam negeri.
Menutup kunjungannya, Supriyanto beserta rombongan meninjau aspalt plant sekaligus gudang-gudang produk Polytam RU III.•RU III