Tingkatkan Reputasi Lewat Transparansi dan Akuntabilitas

Tingkatkan Reputasi Lewat Transparansi dan Akuntabilitas

19-HULU-KPK_1Jakarta– Kondisi kri­sis harga minyak dunia saat ini dimanfaatkan oleh Direktorat Hulu untuk fokus membenahi rantai proses bisnis di lingkungan internal, terutama terkait dengan peningkatan kapabilitas dan profesionalisme SDM, langkah-langkah efisiensi, inovasi, serta penerapan nilai-nilai akuntabilitas dan transparansi dalam pelaporan produksi.   Untuk itu, bekerja sama dengan Ko­misi Pem­berantasan Ko­rupsi (KPK) pada 1 – 4 No­vember 2016, Direktorat Hulu menyelenggarakan pe­latihan Assessment Quan­tity dan Monitoring Pelaporan Operasi Produksi di Hotel Atria Gading Serpong, Tangerang. Workshop ter­sebut diadakan sebagai bukti komitmen Direktorat Hulu dalam mewujudkan visi world class company yang terdepan dalam hal operation excellence. “Atas alasan tersebut, Pertamina mengambil langkah maju untuk menjadi pioneer, baik dalam implementasi Sistem Operasi Terpadu (SOT) maupun Flow Quantity Assurance,” ucap Meidawati, Senior Vice President Up­stream Strategic Planning & Operation Evaluation (USPOE) di depan peserta workshop tersebut.

 

Lebih lanjut Meida (demikian dia karib di­sapa) menjelaskan, ja­jaran manajemen Direk­to­rat Hulu sangat meng­apre­siasi pelatihan ini dan mengharapkan kepada se­luruh peserta, baik dari Direktorat Hulu maupun Anak Perusahaan Hulu (APH) supaya selalu menjaga semangat dan komitmen yang tinggi dalam mewujudkan visi besar Pertamina ke depan. Selain itu, para peserta ju­ga diharapkan menjadi agen perubahan yang ber­ada di garda terdepan per­juangan Pertamina menjadi perusahaan dengan reputasi kelas dunia

 

Menurut Meida dalam kondisi harga minyak yang sedang turbulen seperti sekarang, insan pekerja di lingkup bisnis Hulu meng­hadapi tugas berat. Namun, seberat apapun beban akan terlewati ketika ditangani dengan proper dan bersama-sama. “Kita bersyukur, melalui pelatihan ini, kita belajar bagaimana cara menghitung produksi dengan akurat dan benar. Lewat workshop, juga kita mengenal  bahwa KPK bukan suatu institusi yang menakutkan, sejauh apa yang kita lakukan sesuai prosedur, transparan, dan akuntabel,” imbuh Meida.

 

Sementara itu, dalam ke­sempatan yang sama Di­rektur Pendaftaran dan Pemerikasaan LHKPN KPK, Cahya Hardianto Ha­refa mengatakan, KPK meng­harapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas, dalam mengelola kekayaan negara yang diamanatkan kepada Pertamina. Hal tersebut, menjadi semakin penting ter­utama dalam kondisi industri migas seperti sekarang ini. “Mengingat produksi migas kita tidak lagi seperti dulu, hargapun mengalami tekanan dari pasar. Maka, setiap barel yang kita pro­duksikan harus dapat kita pertanggungjawabkan,”tegas Cahya. Lanjutnya, bersamaan dengan itu, negara melalui SKK Migas dan KPK ber­inisiatif untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas operasi produksi hulu migas, tidak hanya di lingkungan Pertamina, tapi di seluruh KKKS yang beroperasi di Indonesia.

 

Cahya mengatakan, pe­latihan ini merupakan suatu langkah awal dari inisiatif besar untuk dapat terus melakukan perbaikan, khususnya di area operasi produksi hulu. Melalui materi yang diajarkan dalam empat hari pelatihan, selanjutnya dilaksanakan kegiatan peer assessment di lapangan. Tujuannya untuk mengidentifikasi room for improvement dan memfor­mu­lasikan rekomendasi yang tepat secara efisien. Peer Assessment dilakukan pada 13 - 30 November 2016. Aktivitas ini, diakhiri dengan pelaporan final hasil assessment tersebut dari KPK kepada Pertamina. Kemudian, rekomendasi akan segera diimplementasikan se­cara aktual di lapangan. De­ngan demikian, manfaat dari pro­­gram ini, benar-benar nyata memberikan kontribusi bagi per­u­sahaan dan negara.•DIT.HULU

Share this post