JAKARTA - Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreysus, menyatakan bahwa pandemi berdampak pada kondisi kesehatan mental jutaan orang termasuk mahasiswa. Riset yang dilakukan oleh Matthew dan sejumlah peneliti lain di Clemson University South of Carolina, mendapati temuan sejumlah mahasiswa menghadapi penurunan motivasi belajar, kecemasan, stres, hingga gejala depresi.
Tunggul Mirza, mahasiswa Program Studi Teknik Geologi Universitas Pertamina dalam rilis yang diterima Energia News pada 1 Juni 2021, membagikan langkah-langkah untuk mengatasi kejemuan belajar secara daring.
Berkat kegigihannya, lima prestasi di ajang kompetisi penelitian nasional dan internasional disabet selama pandemi. Diantaranya juara pertama di kompetisi Himpunan Ahli Geofisika Indonesia, kompetisi Perencanaan Pengembangan Lapangan Migas Asia Pacific University, dan Kompetisi Paper Society of Petrophysicists Well Log Analysts (SPWLA) International, Amerika Serikat.
Tunggul memaparkan pertama ialah disiplin terhadap manajemen waktu. "Untuk bisa tetap bertanggung jawab dan berkomitmen, tuliskan daftar kegiatan atau tugas kuliah dilengkapi proyeksi waktu pengerjaannya. Sehingga kita bisa merencanakan dan menjalankan dengan baik sesuai tata waktu," ujar Tunggul.
Disamping itu, penting menurut Tunggul untuk berjaga-jaga terhadap hal di luar rencana. “Semisal, ketika mengumpulkan tugas, untuk memajukan batas pengumpulan satu sampai dua hari sebelum waktu sesungguhnya,” katanya.
Kedua, kreatif dalam memanfaatkan peluang. Pandemi bukan berarti jadi generasi rebahan. “Sebelum pandemi, kompetisi diadakan luring. Jadi kita harus memikirkan biaya akomodasi yang bikin pusing. Sekarang, kompetisi kebanyakan daring, jadi tinggal fokus sama persiapan,” jelas Tunggul. Selain itu, untuk meminimalisir biaya yang keluar dalam mengikuti lomba, ia memilih tema penelitian yang berkaitan dengan komputasi. “Jadi bisa dikerjakan di rumah tanpa harus pergi ke laboratorium atau lapangan,” sambungnya.
Ketiga, mencari kesempatan mengasah diri. Di masa pandemi, beberapa lembaga menyediakan pelatihan dan sertifikasi gratis. "Kita mesti rajin cari informasi dan mengikuti akun-akun media sosial yang bermanfaat. Misalnya akun institusi pelatihan yang terafiliasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),” kata Tunggul.
Keempat, bergerak dan mulai. Tips yang tak kalah penting, menurut Tunggul adalah memulai. Ubah pola pikir dan kebiasaan untuk menunda pekerjaan. Sebagai mahasiswa, tak hanya dituntut memiliki pemahaman akan bidang keilmuan. Tetapi juga dituntut untuk memperbaiki tingkah laku dan cara berpikir.
Terakhir, memanfaatkan beasiswa untuk kegiatan belajar dan berkompetisi sehingga meringankan biaya. "Di Universitas Pertamina, tersedia beasiswa unggulan semester yang memberi pembebasan SPP. Ada juga beasiswa pandemi buat yang ekonomi keluarganya terdampak pandemi, dan beasiswa sobat bumi bagi mahasiswa yang aktif melaksanakan kegiatan sosial kemasyarakatan," jelas Tunggul. Total terdapat 15 jenis beasiswa dengan nilai total lebih dari 14 miliar rupiah yang disediakan Universitas Pertamina. *UP/IN