JAKARTA -- Pertamina bertemu Trafigura, salah satu trading oil company terbesar di dunia, untuk menjajaki kemungkinan bisnis migas serta pengembangan supply chain berkelanjutan. Kedatangan Trafigura dipimpin langsung Co-Head dari holding company-nya, Hadi Hallouche dan diterima Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaya Purnama, SVP Integrated Supply Chain Pertamina, Hasto Wibowo serta Investment Committee, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (6/3).
SVP Integrated Supply Chain Pertamina, Hasto Wibowo, menyatakan audiensi Trafigura merupakan penjajakan bisnis secara transparan dengan mempertimbangkan potensi value masing-masing perusahaan yang bisa digali. Pertamina menyambut baik proses yang terbuka ini, sebagai bentuk komitmen Pertamina menjalankan bisnis berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) atau Tata Kelola Perusahaan Yang Baik.
“Semua proses jual-beli crude atau produk Pertamina dilakukan sangat transparan. Apabila ingin menjadi mitra Pertamina, dipersilakan langsung tidak melalui pihak ketiga,” tegas Hasto.
Menurut Hasto, penjajakan yang dilakukan Trafigura, belum tentu berarti akan mendapat proyek atau terjadi kesepakatan bisnis, namun yang diutamakan adalah bahwa ini merupakan langkah awal yang baik dimana top leader menyampaikan langsung penjajakan bisnis ke Pertamina.
“Penjajakan bisnis tidak menutup hanya pada jual-beli crude, tapi membicarakan tentang pengembangan bisnis supply chain yang berkelanjutan. Semuanya terbuka dan transparan, yang terpenting memberikan keuntungan bagi kepentingan bangsa dan negara,” imbuh Hasto.
Kedatangan Trafigura sendiri cukup lengkap, selain Hadi Hallouceh, sebagai Co-Head Holding Company Trafigura, hadir juga Tim Codrington, Corporate Development Professional, Bob Kamandanu sebagai Chariman, Yohan David, Head of Global Fuel Trading, Ignacio Moyano, Head of Gas and Oil Product Asia dan Martin Haendra Nata, Business Development Manage, Indonesia.
“Sebagai BUMN, dalam menjalankan bisnisnya Pertamina diatur oleh regulasi yang ketat, untuk menjamin setiap langkah bisnisnya dilakukan secara profesional, akuntabel dan transparan,” pungkas Hasto.*