Tuah PHE Tak Berubah Meski Harga Rendah

Tuah PHE Tak Berubah Meski Harga Rendah

20-PHE-Central Processing Plant MalamJakarta – Sebagai satu-satunya BUMN bidang energi terintegrasi dari hulu hingga hilir yang 100 % sahamnya milik pemerintah, Pertamina diamanahkan untuk menjaga pasokan dalam negeri demi kemandirian dan ketahanan energi nasional. Beranjak dari pola pikir, itu maka tidak ada alternative lain bagi Pertamina, kecuali dengan sekuat tenaga terus berjibaku dalam meningkatkan produksi dan menambah cadangannya. Upaya peningkatan produksi dan penambahan cadangan merupakan ranah Direktorat Hulu beserta anak-anak perusahaan lingkup bisnis hulu (APH) Pertamina.

 

Karena, itu meski sejak medio 2014 harga crude dunia diterpa badai krisis, turun hingga sekitar US$ 50 per barel, etos kerja jajaran Direktorat Hulu bersama APH tak pernah layu. Salah satu di antaranya adalah PT Pertamina Hulu Energi (PHE). APH, ini pada 2016 sukses mengukir kinerjanya  di atas target yang ditetapkan. Produksi minyak dan gas bumi (migas) PHE, tahun lalu sebesar 62.588 barel minyak per hari (BOPD) dan gas mencapai 722 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD). “Jika ditotal, produksi kami setara dengan 187 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD). Angka tersebut adalah sekitar 101,4 persen dari target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahan (RKAP) 2016, yakni 184 MBOEPD. Capaian itu, juga lebih tinggi dibanding produksi migas 2015 sebesar 163 MBOEPD,” ungkap Direktur Utama PHE, Gunung Sardjono Hadi.

 

Menurut Gunung, produksi minyak PHE didukung oleh tiga blok backbone yaitu: PHE ONWJ dengan produksi kurang lebih 20.000 BOPD  (participate interest/PI 58%), PHE WMO memproduksi sekitar 7.600 BOPD (PI 80%), dan PHE Coastal Plain Pekanbaru (CPP) sebesar 6.500 BOPD (PI 50%).  Selain itu, juga ada penambahan produksi minyak dari on stream PHE Tomori Sulawesi sebesar 4.200 BOPD. Dalam hal produksi gas, PHE disumbang oleh PHE Tomori Sulawesi se­besar 160,17 MMSCFD, PHE ONWJ sebesar 98 MMSCFD, PHE WMO sebesar 82,58 MMSCFD, dan penambahan dari PHE NSB & NSO yang baru diakusisi sebesar 115,41 MMSCFD. “Di tengah efisiensi ketat yang dijalankan manajemen, produksi kita tetap mampu melewati target yang ditetapkan,” imbuh Gunung mewartakan kinerja jajarannya.

 

Tuah PHE tidak hanya dalam peningkatan produksi, namun hingga Desember 2016 lalu PHE juga berhasil menambah cadangan migas (2C) sebesar 137,91 juta barel setara minyak (MMBOE). Hal ini, ternyata jauh melebihi target 2016 yang ditetapkan pada angka 75,58 MMBOE. Sejak 2011, Direktorat Eksplorasi PHE berhasil mendongkrak temuan cadangan (2C) dari semula 31 MMBOE menjadi 137,91 MMBOE atau rata-rata meningkat 35 persen setiap tahunnya. “Diharapkan, pada 2017 penambahan cadangan meningkat mencapai 125%, sementara proses dari kegiatan eksplorasi ke development juga dipercepat,” ucap Gunung memapar rencananya. Dari segi pendapatan tahun lalu, PHE membukukan total hasil usaha sebesar US$1,53 miliar, dengan laba bersih US$ 191 juta.

 

Lebih lanjut, Gunung mengatakan kinerja PHE secara kese­luruhan sangat baik. Ketika perseroan menjalankan kebijakan efisiensi ketat disegala lini agar survive dan tumbuh berkelanjutan, PHE masih memetik untung yang signifikan. Strategi efisiensi, menjadi kebijakan utama saat ini. Implementasinya, tidak hanya pada hal-hal yang terkait langsung dengan operasi dan produksi, namun juga pada jajaran fungsi dukungan bisnis strategis. Semua lini perusahaan wajib menerapkan efisiensi, sejauh ti­dak mengurangi kebijakan penerapan health safety security and environment (HSSE). “Periode 5 tahun terakhir angka Total Recor­dable Incident Rate (TRIR) PHE mengalami penurunan. Di tahun, ini angka TRIR hanya 0,22 dari angka yang diijinkan 1,24,” ujar Gunung.

 

Tidak hanya capaian produksi dan penambahan cadangan, sejumlah penghargaan bergengsipun diraih PHE pada 2016. Antara lain: PHE berhasil memboyong 2 (dua) piala PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui dua AP PHE, yaitu PHE WMO dan JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang; 3 PROPER Hijau dan 7 PROPER Biru. Tidak ada AP PHE yang mendapatkan predikat merah/hitam dalam menjalankan bisnis berwawasan lingkungan, baik fisik maupun sosial. Di lingkungan Pertamina, PHE meraih Best of The Best pada ajang Annual Pertamina Subsidiary Award (APSA) 2016.  Selain itu, 4 (empat) AP PHE juga berhasil meraih Patra Adikriya Bhumi dari HSSE Korporat PT Pertamina (Persero). “Kami sangat bangga dan puas atas kinerja seluruh jajaran PHE selama 2016. Untuk tahun lalu, PHE meraih Key Performance Indicator (KPI) Hijau,” aku Gunung menunjukkan kegembiraan dan rasa syukurnya.

 

Dalam RKAP 2017, PHE menargetkan produksi minyak sebesar 64,5 MBOPD, gas 769 MMSCFD, sehingga target total migas 197 MBOEPD. Untuk mengejar target 2017, itu manajemen PHE melakukan reorganisasi perusahaan yang dilaksanakan mulai 1 Februari 2017. Menurut VP Human Resources, Karantina Marhaeni inti reorganisasi tersebut dimak­sudkan untuk melebur sekat-sekat yang ada menjadi satu sinergisitas PHE. “Kita harus mengedepankan semangat kebersamaan, baik di PHE maupun di AP PHE dengan sis­tem yang sudah distandarisasi, sama di seluruh PHE. Kita melakukannya bersama-sama secara sistemik terintegrasi, sehingga organisasi menjadi lebih kuat,” tegas Karantina. Tujuannya, untuk menyederhanakan organisasi, mempermudah rantai komunikasi dan komando, sehingga deployment sumber daya menjadi optimal, pinjam-meminjam fasilitas produksi antar-aset menjadi gampang, efisiensi meningkat, monitoring ke­majuan pekerjaan lebih mudah, dan birokrasi makin ramping.•DIT.
HULU II

Share this post