Jakarta – Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir mendapatkan sertifikasi public relations level managerial (tertinggi) dari Lembaga Sertifikasi Profesi, LSP LSPR (London School of Public Relations), pada acara Deklarasi ASEAN PR Network, “Facing a Cascade of Transformation” yang digelar di Hibiscus Room, Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (2/6/2014).
Penghargaan dalam bentuk sertifikasi ini diberikan kepada 26 tokoh, akademisi, dan praktisi Humas dari negara ASEAN yang sukses dalam menjalankan praktik-praktik kehumasan di lingkungan kerja dan profesi masing-masing.
Founder and Director LSPR Jakarta, Prita Kemal Gani menjelaskan, para penerima sertifikasi adalah mereka yang sudah sangat ahli di bidang public relations. Dimana prestasi, kerja keras serta dedikasi pada profesi public relations sangat layak diapresiasi dan dapat dijadikan contoh bagi profesi public relations yang lainnya.
“Penerima sertifikasi ini memiliki kualifikasi ahli dan berpengalaman dalam bidang public relations. Mereka juga mempunyai reputasi baik dalam bidang public relations, berintegritas serta berkontribusi dalam memajukan public relations,” katanya.
Sementara itu, VP President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, urgensi sertifikasi yang diberikan kepadanya merupakan penghargaan untuk Pertamina, sekaligus pengakuan bagi Pertamina, maupun Fungsi Corporate Secretary. “Bahwa selama ini kami telah menjalankan praktik-praktik public relations dengan baik,” ungkap Ali.
Ke depannya menurut Ali, sertifikasi seperti ini sangat penting bagi seluruh praktisi, maupun pekerja Pertamina di bidang public relations. Sebab sertifikasi tersebut bisa memberikan nilai tambah dan pengakuan di bidang public relations. “Ke depannya, kalau masyarakat ASEAN sudah terbentuk, sertifikasi ini akan menjadi penting agar para pekerja public relations mendapatkan pengakuan secara profesional di bidangnya,” imbuhnya.
Senada dengan hal itu itu, Prita Kemal Gani juga menuturkan, sertifikasi kompetensi saat ini telah menjadi syarat penting untuk menjadi ahli di suatu bidang agar dapat bersaing pada era “Masyarakat Ekonomi ASEAN” yang akan diterapkan pada 2015.
“Hal ini sejalan dengan latar belakang pemberian sertifikasi, yakni ASEAN Community 2015 yang tidak lama lagi diberlakukan, akan sangat berdampak pada pembukaan tenaga kerja lintas negara ASEAN,” jelasnya.
LSP-LSPR adalah Lembaga Sertifikasi Profesi yang mendapatkan lisensi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) dan Dewan Pers untuk menguji dan memberikan sertifikasi profesi. Saat ini profesinya meliputi profesi public relations (Hubungan Masyarakat) dan wartawan.Untuk profesi public relations, LSP-LSPR adalah lembaga sertifikasi profesi yang pertama dan masih satu-satunya yang mendapatkan lisensi dari BNSP.
Sertifikasi sebagai bentuk legalitas kompetensi dan profesi berdampak pada standarisasi kompetensi profesi public relations, tidak hanya di Indonesia, namun juga pada kawasan regional. Untuk itu diperlukan pengukuhan profesi dalam bentuk sertifkasi agar profesi public relations di Indonesia khususnya, dan kawasan ASEAN pada umumnya dapat lebih berkontribusi dan mempunyai reputasi serta etika yang baik.
Selain Ali Mundakir, beberapa praktisi, tokoh dan akademisi PR dari negara ASEAN yang mendapatkan sertifikasi tersebut, antara lain Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran- Prof. H. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D, Corporate Communications Director Kompas Gramedia Widi Krastawan, Juru Bicara KPK Johan Budi SP, Kadiv Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (pol) Boy Rafli Amar, dan President of PR Society of The Philippine Ramon R. Osorio.•SAHRUL