Wapres Putuskan Pelabuhan Cilamaya Batal

Wapres Putuskan Pelabuhan Cilamaya Batal

Wapres _CilamayaKARAWANG - Keputusan itu diambil setelah Wapres, menggelar rapat di Kantor Desa Tanjung Jaya, Keca­matan Tempuran, Karawang, Kamis (2/4). Hadir dalam rapat tersebut, Menko Pere­konomian Sofyan Djalil, Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said, dan Menteri Perencanaan Pem­bangunan Nasional Andrinof Chaniago, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetipto, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, dan Plt.Bupati Karawang Celiica Nurrachdiana.

 

“Tadi diputuskan bahwa rencana pelabuhan tetap harus berjalan secepat-cepatnya, tapi agak bergeser di daerah yang aman ke timur yang di depannya tidak banyak an­jungan-anjungan dan oil rig,” kata Kalla dalam konferensi pers di halaman Kantor Desa Tan­jung Jaya.

 

Jusuf Kalla memimpin rapat sekitar satu jam, setelah sebelumnya melakukan peman­tauan udara daerah operasi le­pas pantai (offshore) yang dioperasikan PT PHE ONWJ --anak perusahaan Pertamina-- yang bersinggungan dengan rencana lokasi pelabuhan Cila­maya.

 

Rapat diawali dengan pa­paran dari Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soe­tjipto. Usai mendengarkan paparan, Wapres memimpin rapat, serta memberikan solusi yang dimintakan masukan serta pertimbangan kepada para menteri dan pejabat yang hadir.

 

Menurutnya, pemba­ngun­an pelabuhan di Cilamaya bi­sa mengganggu produksi minyak dan gas di lapangan tersebut. Selain itu, keberadaan pipa-pipa migas bawah laut dikhawatirkan membahayakan keamanan lalu lintas kapal.  “Karena di depan Cilamaya itu banyak pipa-pipa yang kalau kita di situ, menganggu dan berbahaya dari sisi lalu lintas laut,”katanya. Selain itu, keberlangsungan produksi migas di Blok ONWJ dengan produksi migas 71.000 barel setara minyak per hari, sangat penting untuk bangsa.

 

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam memuji langkah yang diambil Wapres yang mengutamakan ketahanan energi nasional. “Pak JK mengatakan bahwa pemba­ngunan infrastruktur penting, migas juga penting. Akan tetapi, satu sama lain tidak boleh mengorbankan.Ja­di beliau memutuskan (pela­buhan) di­pindah ke tempat yang lebih safe di arah timur,” kata Syam­su Alam saat memberikan keterangan kepada wartawan di Aula PT Pertagas, Cilamaya, Karawang Jawa Barat.•DSU

Share this post