Webinar Sharing Session di PEPC

Webinar Sharing Session di PEPC

15-PEPC Webinar _resizeJakarta - Rabu (7/6), PT Pertamina EP Cepu (PEPC) kembali mengadakan sharing session di ruang Banyu Urip-Jambaran, Gedung Patra Jasa, Jakarta. Acara ini dilaksanakan untuk pertama kalinya dalam forum KOMET Webinar yang bisa disimak secara online oleh seluruh anak perusahaan Pertamina. 

 

Kali ini, tema yang dibahas tentang Process Hazard Barrier Control, in Project and Operations. Tema ini menjadi penting terkait concern PEPC terhadap risk, khususnya pada proyek pengembangan gas lapangan unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB).

 

Hadir dalam acara ter­sebut, Direktur Bisnis Sup­port PEPC Desandri,  tim ma­najemen dan pekerja PEPC lainnya.

 

Materi disampaikan oleh Irwan Susanto, dari fungsi Pre-Production Operations (PPO) PEPC yang menjelaskan tentan operations job, stages of safety control, process safety framework, hazard barrier diagram, safety critical equipment, leadership and behaviour.

 

Menurut Irwan, definisi operations ini meliputi Produksi, HSSE, Engineering, dan Maintenance. Tugas utama tim Operasi adalah mengelola risiko (manage risk) dan melaksanakannyadengan selamat (safety), mematuhi semua aturan yang berlaku (compliance) dan reliable operations. Risk yang dimak­sud disini adalah segala risiko yang berhubungan dengan safety, environment, dan business impact.

 

Stages of safety con­trol menggambarkan bagaimana risk reduction terjadi, dimulai dari stage appraise, select, define, execute, hingga operate, atau mulai dari conception (research phase), approval (engineering phase), hingga start up, yang memerlukan waktu kurang lebih 4 tahun. Kemudian lanjut dengan operating phase selama kurang lebih 25 tahun.

 

Process safety framework merupakan pendalaman dari stages of safety control, yang terdiri dari tiga tahap, yaitu  desain konsep, desain detil, dan operasi dengan kondisi process safety management.

 

Sedangkan Hazard barrier diagram dijelaskan bagaimana kita mengevaluasi hazard agar tidak terjadi insiden. Contoh penerapan dari Hazard Barrier diagram seperti inherently safer design, plant layout, control alarm & shutdown system, maintenance & inspection, operations procedures,  dan lain-lain.

 

Jika  barriers tersebut dapat dilewati dan terjadi insiden (hazard realization), maka masih terdapat 3 barriers yang dipasang untuk mengurangi eskalasi, yakni: passive fire protection, active fire protection, dan response planning. Setiap barrier melibatkan banyak orang, sehingga kedisplinan, kepatuhan, dan ketaatan masing-masing individu terhadap ketentuan dan aturan yang berlaku sangat diperlukan untuk menjaga keutuhan barrier.

 

Safety Critical Equipment (SCE) diartikan sebagai bagian dari equipment yang berkontribusi secara signifikan ke dalam major accident. Contoh SCE antara lain: emergency shutdown systems, alarm systems, dan lain-lain.  “Dengan adanya penggolongan ke dalam SCE ini, kita akan mengetahui risiko mana saja yang tinggi dan harus diwaspadai,” ujar Irwan.

 

Evolution of safety perfor­mance memperlihatkan bah­wa behaviours (unsafe acts) sangat  berpengaruh dan me­megang peranan besar dalam proses safety, selain faktor teknik dan sistem prosedur. Oleh sebab itu, leadership dan behaviours mengenai pentingnya safety harus melekat dan di implementasi oleh semua orang yang ter­libat dalam proyek agar tidak terjadi insiden.•PEPC

Share this post