BALIKPAPAN - PT Pertamina (Persero) resmi melakukan alih kelola Wilayah Kerja (WK) East Kalimantan-Attaka dari Chevron Indonesia Company (CICo), mulai pukul 00.00 WITA, pada Kamis (25/10/2018) Pengelolaan WK ini akan dilakukan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT). Secara simbolis serah terima pengelolaan WK tersebut dilakukan oleh Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak kepada Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia Bambang Manumayoso, disaksikan oleh Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi.
PHKT merupakan anak usaha dari Pertamina Hulu Indonesia (subsidiary dari PT Pertamina (Persero))yang ditunjuk sebagai pengelola sekaligus operator di WK East Kalimantan-Attaka untuk periode kontrak 25 Oktober 2018 sampai dengan 24 Oktober 2038.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menyatakan dengan telah ditandatanganinya KKS WK East Kalimantan dan Attaka antara SKK Migas dan PT. Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), bersama dengan Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu Sanga-sanga dan Pertamina Hulu Indonesia, diharapkan tercipta sinergi untuk mendukung efisiensi yang lebih maksimal bagi operasi hulu migas di Kalimantan Timur.
Amien menambahkan dengan seluruh persiapan alih kelola yang sudah disiapkan dalam dua tahun terakhir, produksi migas di WK East Kalimantan dan Attaka harus dapat terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan.
“Kami siap menjadi mitra utama Pertamina Hulu Kalimantan Timur untuk mewujudkan komitmen ini. SKK Migas juga berharap dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, khususnya pemerintah daerah dan masyarakat,” tukasnya.
Menurutnya, keberhasilan alih kelola WK East Kalimantan dan Attaka akan menjadi pembuktian Pertamina sebagai perusahaan migas kelas dunia. Seluruh komponen anak bangsa patut mendukung untuk mewujudkan tujuan ini,” imbuh Amien.
Hal itu disepakati oleh PT Pertamina Hulu Indonesia Bambang Manumayoso. “Pertamina telah memberikan komitmen pasti kepada pemerintah dalam mengelola WK East Kalimantan dan Attaka yakni dua paket studi eksplorasi, satu sumur eksplorasi, dan empat infill atau development well. Tentunya ini semua akan berjalan jika didukung oleh semua pihak,”ujar Bambang.
Saat ini, WK East Kalimantan-Attaka merupakan lapangan yang berada pada fase produksi “V” atau “fase decline lanjut”. Perkiraan kumulatif produksi WK East Kalimantan-Attaka sebesar 1 BBO dan 3 TCF.
Dengan kondisi tersebut, Pertamina berupaya untuk menahan laju produksi pada tahun 2018 dengan merencanakan 10 workover dan 59 well services yang di estimasi untuk produksi rerata perhari di tahun 2018 sebesar 73,3 MMCFD untuk gas dan 13.291 BOPD untuk minyak. Dan di tahun 2019 merencanakan pengeboran 3 sumur di kuartal ke-4, 37 workover dan 308 well services yang di estimasi untuk produksi rerata perhari di tahun 2019 sebesar 59,4 MMCFD untuk gas dan 10.639 BOPD untuk minyak.
PHKT juga menganggarkan investasi dengan komitmen pasti investasi selama 3 tahun pertama sebesar USD 79,3 juta.
Selain itu, untuk menjaga kontinuitas operasional WK East Kalimantan-Attaka setelah 24 Oktober 2018, PHKT juga telah menyerap 727 pekerja CICo untuk bergabung di PHKT serta penandatanganan kontrak-kontrak pendukung aktivitas operasional baik melalui metode mirroring kontrak maupun pengadaan baru sekitar 200 kontrak.
WK East Kalimantan-Attaka memiliki 15 lapangan yaitu Attaka, Melangin, Kerindingan, Serang, Sapi, Santan, Sepinggan, Sedandang, Seguni, Sejadi, Yakin, Mahoni, Bangkirai, Seturian, dan Pantai. Data pada akhir September 2018, produksi minyak dan kondensat WK East Kalimantan-Attaka sebesar 13.220 barel minyak per hari (bopd) dan gas sebesar 69,44 juta kaki kubik per hari (MMscfd).•PTM/ft. TRISNO