Workshop Psikososial Support untuk Relawan Pertamina


JAKARTA-- PT Pertamedika IHC melaksanakan Workshop Psikososial Support, di RSPP, Jakarta, Senin (25/11). Workshop yang merupakan salah satu program CSR Pertamina bekerja sama dengan anak perusahaan tersebut berlangsung selama tiga hari hingga 27 November 2019.

Direktur RSPP, dr. Kurniawan Iskandarsyah, SpJP menjelaskan, Program Psikososial Support adalah kegiatan yang bertujuan untuk membangun kesejahteraan psikososial individu maupun masyarakat penyintas bencana agar tetap berfungsi optimal pada saat mengalami krisis pasca bencana maupun kecelakaan.

"Oleh karena itu, kami mengundang para pekerja Pertamina yang selama ini telah terjun aktif menjadi relawan di berbagai peristiwa bencana di Indonesia untuk mengikuti workshop ini," jelasnya.

Dr. Kurniawan menngungkapkan, dalam workshop ini para peserta diajarkan menjadi pendamping para penyintas bencana sehingga mereka dapat melalui proses recovery atau pemulihan, baik secara fisik maupun psikis.

Sebagai rangkaian pembuka pelatihan, Pertamedika menurunkan tim medis terlatih untuk mengajarkan materi first aid kepada para relawan. Materi ini sangat diperlukan para relawan yang terjun dalam peristiwa bencana agar dapat mengenali, memahami dan menguasai cara-cara penanganan kedaruratan medis dalam tahap awal sebelum tim medis advance datang.

Selanjutnya, selama dua hari para relawan diberikan materi inti tentang psikososial support. Pertamedika bersama Yayasan Pulih @thepeak memberikan teori dan simulasi pendampingan.

"Dengan pembekalan ini diharapkan para relawan dapat mendampingi penyintas bencana dengan benar sehingga mereka dapat melalui proses pemulihannya dengan baik, secara psikologi dan sosialnya, mengembalikan peran dan fungsi kemandiriannya kembali, serta mencegah atau menghindari terjadinya trauma pasca bencana di masa mendatang," tukas dr. Kurniawan.

Salah satu peserta Umar Ibnu Hasan, pekerja dari fungsi Communication Relations & CSR Sumbagsel sangat senang mengikuti pelatihan ini. “Sangat bagus, karena selain terjun langsung ke lapangan, kita telah mengerti teknik pendampingan jika terjadi bencana sehingga dapat meminimalisir trauma yang terjadi pada korban," ujarnya.

Hal senada disampaikab Lifani Riski. Bahkan ia menyarankan agar pelatihan semacam ini dapat sering diadakan. "Untuk terus me-refresh ingatan dan pengetahuan kami," tuturnya.*HS

Share this post