Ini Cara Pertamina Beradaptasi Menuju Transisi Energi Global

JAKARTA - Pertamina sebagai perusahaan minyak dan gas bumi terus beradaptasi dalam mengikuti transisi energi global (global energy transition), hal tersebut disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam gelaran Green Energy: Climate Change and Energy to Survive, pada Kamis, 28 Januari 2021. 

Nicke yang hadir sebagai salah satu pembicara memaparkan, dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Pertamina sudah menetapakan bahwa akan ada penurunan penggunaan minyak bumi yang akan terjadi pada 2035.

“Jadi dari sekarang sekitar 35 persen akan menjadi 24 persen, dan energi baru terbarukan akan meningkat menjadi 35 persen,” kata Nicke, sebagai pembicara dalam acara tersebut.

Selain itu, Nicke mengatakan, Pertamina telah membuat 10 agenda yang berkaitan dengan kilang, yakni mengonversi kilang yang ada menjadi kilang ramah lingkungan (green refining) dengan memproduksi petrokimia, yang demand-nya juga meningkat.

Sementara itu, terkait dengan gas sebagai transisi energi, nicke mengungkapkan, portofolio Pertamina di gas cukup besar, dan di dalam agenda RJPP Pertamina porsi pemanfaatan gas juga ditingkatkan, baik di hulu dan hilir, maupun infrastrukturnya.

“Ada tiga pemanfaatan gas yang sudah kami lakukan, yakni gas untuk transportasi, rumah tangga, dan industri,” ucap Nicke.

Sedangkan pemanfaatan gas untuk rumah tangga, Nicke melanjutkan, pemerintah mempunyai target membangun 30 juta jaringan gas pada tahun 2050, hal tersebut untuk menggantikan Elpiji yang hari ini masih banyak kita impor.

“Selanjutnya, porsi terbesar yang diharapkan itu untuk industri. Oleh karena itu, kami terus mengembangkan teknologi pemanfaatan gas tersebut, sehingga bisa ditingkatkan mencapai 10,5 mmscfd di tahun 2050,” ujar Nicke.

Tak hanya itu, Nicke menambahkan, pemanfaatan gas yang paling penting adalah bagaimana membangun infrastruktur upstream maupun downstream, yaitu regasifikasi dari Liquified Natural Gas (LNG).

“Karena tidak bisa hanya mengandalkan gas alam, dan harus siap dengan opsi menggunakan LNG dan inilah rencana pengembangan infrastruktur yang dicanangkan oleh Pertamina grup baik itu di Floating Storage Regasification Unit (FSRU) maupun untuk pipanisasi.

Terkait pengembangan Energi Baru Terbarukan, Nicke mengungkapkan bahwa seluruh kilang Pertamina telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya, “Demikian juga Solar Rooftop yang akan dipasang di SPBU dan kilang Pertamina di seluruh Indonesia yang akan selesai pada tahun ini, sehingga porsi dari EBT di dalam bauran energi internal Pertamina akan meningkat,” ucapnya. *ED/KUN/HM

Share this post