Clean Energy Subsidy

Clean Energy Subsidy

Selama tahun 2012 -2016, data dari Global Subsidies Initiative (GSI) menunjukkan penurunan subsidi bahan bakar di dunia cukup drastis menjadi setengahnya, yaitu dari USD 504 miliar menjadi USD 260 miliar. Penurunan ini sebagian didorong oleh upaya reformasi subsidi bahan bakar fosil yang diterapkan di sejumlah negara, namun sebagian masih didorong oleh jatuhnya harga minyak dunia selama periode tersebut. Terbukti pada tahun 2017 subsidi bahan bakar fosil kembali ke level USD 302 miliar seiring dengan kenaikan harga minyak dunia.

India adalah salah satu negara berkembang yang berhasil melakukan reformasi subsidi bahan bakar fosil. Selama tahun 2014-2017, India memotong subsidi hingga 76 persen dari USD 26,1 miliar menjadi USD 5,5 miliar, bahkan subsidi untuk bahan bakar motor (BBM) dicabut sepenuhnya pada tahun 2016. Subsidi BBM hanya tersisa untuk sector-sektor strategis seperti eksplorasi migas, bukan konsumen. Pada periode yang sama, India meningkatkan alokasi anggarannya untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) secara drastis sebesar 410 persen. Walaupun masih memiliki porsi yang kecil dalam bauran energinya, pengembangan EBT di India menunjukkan kemajuan yang agresif dengan target instalasi EBT mencapai 227 Giga Watt di tahun 2022. India bahkan menjadi salah satu negara investasi EBT paling menarik di dunia.

Di Indonesia, subsidi BBM masih menjadi porsi terbesar anggaran subsidi energi. Hal ini sebenarnya sangat disayangkan karena dikhawatirkan akan meningkatkan ketergantungan konsumsi energi fosil dan membahayakan ketahanan energi nasional sedangkan sebenarnya potensi EBT Indonesia tergolong besar dan beragam, namun belum dioptimalkan pemanfaatannya. Dalam hal subsidi, pengembangan EBT belum mendapatkan porsi di APBN. Padahal subsidi untuk EBT menjadi salah satu kunci penting untuk menarik pengembangan oleh investor, seperti halnya yang terjadi di India. Indonesia sejatinya perlu mencontoh India dalam hal perencanaan yang matang dan eksekusi yang disiplin dalam mengembangkan EBT demi tercapainya kemandirian energi.

Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via
email ke pertamina_IR@pertamina.com

Share this post