Climate Inertia

Climate Inertia

Pengadilan New York pada Desember 2019 memutuskan Exxon menang atas tuntutan masyarakat New York yang telah diajukan sejak Oktober 2018. Dalam tuntutannya, Masyarakat New York menuduh Exxon telah memberikan data yang menyesatkan kepada para investor terkait resiko dampak finansial akibat perubahan iklim. Sebagai kasus perdana yang mengaitkan dampak pemanasan global dengan tanggung jawab perusahaan energi, banyak pihak yang berharap kasus ini dapat menjadi pemantik tuntutan lain sehingga mampu menekan perusahaan energi untuk lebih patuh menekan dampak perubahan iklim sesuai perjanjian Paris.

Lebih lanjut, berbicara mengenai perjanjian Paris, di bulan yang sama Desember 2019, lebih dari 200 negara ikut andil dalam climate summit 2019. Pertemuan yang dilangsungkan lebih dari 2 minggu di Madrid ini nyatanya tidak mencapai kesepakatan. Sekjen PBB Antonio Guterres menyampaikan kekecewaannya dengan tidak adanya hasil yang signifikan dari pertemuan tersebut dengan tidak adanya rencana mitigasi dan dukungan finansial untuk menyelesaikan krisis iklim kedepannya.

Sementara itu, grafik emisi 2019 menunjukan presentasi kenaikan emisi global memang semakin rendah namun jumlah emisinya sendiri belum ada indikasi untuk turun. Lima entitas penyumbang 75% emisi global yaitu Tiongkok, Amerika, Uni Eropa, India, dan Rusia tidak mampu mencapai target pengurangan emisi mereka di 2019. Komitmen dari negara maupun perusahaan menjadi tantangan untuk dapat mencapai penurunan emisi dan pemanasan global di 2025.

Dari sisi privat, perusahaan-perusahaan energi besar dunia juga masih enggan untuk menyelaraskan strategi mereka dengan perjanjian Paris. Sebagai gambaran, pada awal tahun 2019, Exxon dan Chevron beserta menolak usulan pemegang saham yaitu Chruch of England dan New York Retirement Fund untuk menetapkan target publik dalam menurunkan emisi gas. Resistensi perusahaan energi lain seperti Shell dan BP juga sempat muncul di akhir 2018. Namun, pada akhirnya kedua perusahaan tersebut mulai berusaha memfasilitasi tuntutan investor terkait dengan strategi pengurangan emisi.

Serangkaian peristiwa di penguhujung tahun 2019 ini tentu saja menjadi batu sandungan dalam upaya menyelesaikan permasalahan krisis iklim. Target yang belum dapat dicapai selama tahun 2019 akan menjadi pekerjaan rumah yang cukup besar baik bagi pemerintah negara maupun pelaku usaha. 2020 mungkin akan menjadi tahun yang menantang pada upaya penanganan perubahan iklim dengan masih rendahnya komitmen dan nihilnya kesepakatan dalam climate summit 2019.

Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via
email ke pertamina_IR@pertamina.com

Share this post