Coal Twilight
|
Inggris mencatatkan sejarah, dengan dicapainya suplai listrik tanpa batu bara selama satu minggu sejak tanggal 1 hingga 8 Mei 2019 lalu. Dengan capaian tersebut, Inggris semakin yakin untuk mewujudkan listrik bebas emisi karbon di 2025, serta menghentikan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara di tahun yang sama. Urgensi penggunaan bahan bakar terbarukan dan ramah lingkungan telah menjadi perhatian dunia. Terlebih, sejak dicanangkannya Paris Agreement, negara-negara mulai berkomitmen untuk mengurangi pengunaan batu bara yang penyumbang 40 persen emisi karbon dunia. Keberhasilan Inggris untuk tidak menggunakan batu bara sebagai sumber listrik tersebut, tidak lepas dari peran energi alternatif seperti gas alam, energi bayu, dan biomas.
Di Amerika, Energy Information Agency (EIA) AS memperkirakan penurunan konsumsi batu bara yang cukup signifikan, sebagai akibat ditutupnya beberapa pembangkit listrik batu bara. EIA memperkirakan di tahun 2018 konsumsi batu bara turun menjadi 691 MMst, 4 persen lebih rendah dari tahun 2017 dan terendah sejak 1979. Kondisi yang demikian menjadikan industri batu bara dihadapkan pada tantangan yang lebih serius. Bahkan belum lama ini, Clean Peak Energy, perusahaan batu bara dengan volume produksi terbesar di Amerika menyatakan kebangkrutannya. Transisi ke gas alam dan energi terbarukan lainya secara masif di Amerika menjadi salah satu penyebabnya.
Sementara itu, kinerja perusahaan batu bara Indonesia diprediksi Moody’s juga akan terdampak dari pergeseran konsumsi batu bara. Harga batu bara diprediksi akan tertekan akibat pengurangan penggunaan batu bara dan meningkatnya penggunaan energi terbarukan, yang tentunya akan mengurangi pendapatan perusahaan batu bara. Moody’s juga memperkirakan bahwa akan terjadi penurunan opsi pendanaan untuk perusahaan batu bara Indonesia mengingat investor dan bank mulai ditekan untuk men-dekarbonasi portofolio investasi mereka.
Walau demikian, batu bara masih akan menjadi bahan bakar utama di beberapa negara seperti Tiongkok, India, dan negara-negara berkembang lain. Transisi yang terjadi menunjukan sinyal positif pada implementasi energi terbarukan secara lebih nyata, namun di sisi lain, hal ini juga menandai bahwa era batu bara mulai memasuki masa senja.
Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via
email ke pertamina_IR@pertamina.com