Fallen Angel?
|
Petróleos Mexicanos atau Pemex, perusahaan migas milik pemerintah Meksiko, tengah menjadi perhatian. Pasalnya, perusahaan migas dengan utang terbesar ini, diturunkan peringkat creditnya oleh Lembaga pemeringkat kredit Fitch. Pada awal Juni, Fitch men-downgrade peringkat kredit Pemex dari BBB- (investment grade) ke BB+ (non-investment/junk grade) dengan outlook negatif. Downgrade dilakukan, karena Fitch memandang meningkatnya risiko akibat ketidakpastian strategi dan memburuknya performa Pemex. Walau Pemex sudah melakukan efisiensi dengan cost cutting dan menerima pemotongan pajak dari pemerintah Meksiko, namun perusahaan masih dianggap belum akan membaik. Fitch melihat Pemex masih belum melakukan investasi di operasi hulu mereka, yang berpotensi menurunkan cadangan dan produksi migas lebih jauh.
Pemex memiliki peran strategis bagi pemerintah Meksiko, baik dalam memenuhi kebutuhan migas maupun mendukung keuangan Meksiko, walau kinerja produksi migasnya terus menurun. Kondisi demikian yang mendorong Meksiko, pada 2013, untuk membuka investasi di sektor hulu khususnya untuk investor asing. Namun, lembaga pemeringkat rating dan pelaku pasar menjadi khawatir ketika presiden Meksiko yang baru terpilih, Andrés Manuel López Obrador (AMLO), membatalkan rencana lelang blok migas Meksiko dan membatalkan keputusan lelang sebelumnya. AMLO beralasan bahwa investasi migas sebelumnya, belum menunjukan hasil. Lebih jauh, pemerintah AMLO juga membatasi ekspor minyak Meksiko untuk diproses di kilang Pemex guna mengurangi impor BBM. AMLO juga menargetkan produksi migas Meksiko akan mencapai 2,48 juta barel per hari di akhir masa pemerintahannya, tahun 2024.
Kebijakan dan rencana yang diambil AMLO memberikan ketidakpastian bagi pelaku pasar. Mereka memandang bahwa pemerintah Meksiko harusnya memprioritaskan meningkatan kinerja sektor hulu untuk memperkuat produksi migas dan keuangan Pemex. Mereka juga khawatir dengan tingginya pajak yang dikenakan kepada Pemex, sebagai kontribusi ke keuangan Meksiko, yang justru membebankan keuangan Pemex. Pelaku pasar melihat tingginya pajak yang disetorkan ke negara, justru akan mengurangi likuiditas Pemex dan akan meningkatkan saldo utangnya guna memenuhi kebutuhan dana operasional dan investasinya. Pemex juga disinyalir tidak efisien dalam melakukan investasi, adanya isu korupsi, serta maraknya illegal tapping di pipa-pipa minyaknya.
Walau kondisinya tidak serupa, Pertamina tentunya harus berkaca dari kondisi Pemex, khususnya untuk menjamin pelaksanaan investasi yang tepat waktu dan sesuai anggaran guna menjaga tingkat likuiditas dan utang yang optimal, agar tidak menjadi the fallen angel.
Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via
email ke pertamina_IR@pertamina.com