Reputation Impact |
Pekan lalu, pesawat buatan Boeing, kembali mengalami musibah. Kali ini Boeing 737 Max 8 milik Ethiopia Airlines jatuh setelah 6 menit tinggal landas dan menewaskan 157 orang, kejadian yang serupa dengan Lion Air Flight 610 pada Oktober lalu. Karena kejadian naas tersebut, setidaknya ada 40 negara, termasuk Indonesia, dan beberapa maskapai penerbangan di dunia melarang pesawat tipe itu untuk terbang.
Setelah insiden itu, saham Boeing Company menukik tajam sampai 12% pada perdagangan Senin (11/3) hingga menembus level US$371,23 per lembar saham atau tergerus sampai sebesar US$12,7 juta (Rp177,8 miliar). Padahal, awal Januari 2019, Boeing sempat meraih titik tertingginya yaitu di level US$446 per lembar. Pada kecelakaan yang dialami Lion Air lalu, saham Boeing pun sempat turun drastis hingga mencapai US$330,35 per lembar saham.
Banyak perusahaan mengalami kondisi serupa Boeing, ketika produk mereka bermasalah. Contohnya adalah yang dialami Samsung ketika produk flagship-nya, Galaxy Note 7, bermasalah dengan baterai yang terbakar. Saham Samsung Electronics Co. Ltd. anjlok hampir 7% setelah kasus tersebut terjadi, menyebabkan US$14,3 miliar lenyap dalam perdagangan saham Samsung kala itu. Bukan itu saja, Samsung pun harus menarik kembali (recall) lebih dari 2 juta unit Note 7 yang telah beredar seluruh dunia dan menghentikan penjualan tipe tersebut, dengan perkiraan biaya recall mencapai US$5 miliar (lebih dari Rp60 triliun saat itu).
Setelah recall, Samsung gencar mempublikasikan upaya mereka mencari penyebab terbakarnya baterai tersebut, serta upaya perbaikan pada produk baru untuk menghidari insiden serupa. Hasilnya adalah, konsumen lupa akan insiden baterai Samsung, market share ponsel cerdas Samsung tetap terjaga, dan harga sahamnya kembali naik.
Insiden 737 Max 8, memang masih dalam penyelidikan dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun banyak pihak menilai Boeing, belum melakukan langkah yang cukup untuk meyakinkan pelaku pasar dan industri penerbangan. Boeing perlu lebih gencar mempublikasikan upaya mereka untuk menemukan masalah dan upaya perbaikannya, karena reputasi dan dampak negatif terhadap finansialnya menjadi taruhan.
Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via
email ke pertamina_IR@pertamina.com