Slowdown Caution |
Dua pekan terakhir, harga minyak mengalami fluktuasi. Setelah sempat menyentuh US$73,88 (14/8), Brent terjun ke level US$70,37, sebelum akhirnya naik menjadi US$72,14 (21/8). Brent menguat setelah pelaku pasar berharap pada progress pembicaraan antara AS dan China tentang perang dagang. Perang dagang dikhawatirkan akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dunia, khususnya China dan negara emerging market, dan akan berdampak pada berkurangnya permintaan akan minyak.
Potensi perlambatan tersebut menjadi perhatian OPEC. Pasalnya OPEC pernah membuat keputusan yang merugikannya pada tahun 1997. Pada November 1997, Arab Saudi meyakinkan produsen minyak lainnya untuk meningkatkan produksi dan mengabaikan krisis yang mulai berlangsung di Asia Tenggara, keputusan yang sangat merugikan. Ketika krisis ekonomi emerging market meluas ke Rusia dan Brazil, pada pertengahan 1998, harga minyak turun sampai di bawah US$10 per barel.
Peristiwa tersebut menunjukan bahwa pelemahan ekonomi global memiliki dampak yang lebih dalam, ketimbang masalah pasokan crude, karena diluar kendali OPEC. Sebagaimana kita ketahui, sejak penurunan harga minyak di 2014, OPEC dan beberapa negara non OPEC, sepakat untuk mengurangi produksi mereka guna menstabilkan harga. Pelaku pasar akan menantikan, apakah kondisi ekonomi emerging market saat ini, akan mempengaruhi hasil pertemuan OPEC dan non OPEC pada akhir bulan nanti. Selain kondisi ekonomi global, OPEC juga dipusingkan dengan potensi dampak dari penerapan sanksi AS terhadap Iran dan menurunnya produksi minyak Venezuela, pada pasokan crude dan harga.
Sumber: Bloomberg,2018
Lembaga ekonomi dunia memandang ekonomi global akan tumbuh moderat. Lembaga Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini dan 2019 sebesar 3,9%. Hampir serupa dengan IMF, Worldbank memperkirakan, ekonomi dunia akan tumbuh sebesar 3,1% namun akan melemah di tahun 2019 dan 2020, sebesar 3% dan 2,9%. IMF dan Worldbank sepakat memperkirakan di tahun depan, pertumbuhan ekonomi AS, zona Euro, Jepang, dan China akan melambat. Sedangkan Indonesia diperkirakan akan tetap bertumbuh. Walau demikian, perlu diwaspadai dampak dari kondisi global yang dapat mempengaruhi ekonomi Indonesia, khususnya terhadap harga minyak.
Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via email ke pertamina_IR@pertamina.com