The War Continue

The War Continue

Pasar keuangan kembali dikejutkan dengan rencana Trump untuk melanjutkan tekanannya kepada Cina. Setelah Bloomberg (27/9) melaporkan rencana untuk membatasi portofolio investor AS di Cina. Pemerintah AS melakukannya dengan mengeluarkan perusahaan-perusahaan Cina dari bursa saham AS, membatasi paparan pendanaan dari pasar Cina khususnya kepada dana pensiun milik Pemerintah AS, dan membatasi perusahaan Cina untuk masuk ke dalam indeks saham yang dikelola oleh perusahaan AS (seperti S&P 500 Index, MSCI Index, dan Bloomberg Barclays Global Aggregate Bond Index).

Sampai Februari, ada 156 perusahaan Cina, 11 di antaranya adalah BUMN Cina, terdaftar pada tiga bursa terbesar AS yaitu Nasdaq, New York Stock Exchange (NYSE), serta NYSE American. Sebagian yang terdaftar adalah perusahaan raksasa, seperti Alibaba Group Holding Ltd, Baidu Inc, serta JD.com Inc. Jumlah kapitalisasi pasar ketiga perusahaan tersebut mencapai lebih dari US$500 miliar. Bahkan beberapa perusahaan energi Cina, seperti PetroChina Company Ltd dan China Petroleum & Chemical Corporation, juga terdaftar di AS. Total kapitalisasi pasar dari seluruh perusahaan yang terdaftar mencapai US$1,2 triliun.

Rencana pembatasan tersebut sontak membuat pasar saham AS turun, didorong oleh turunnya harga saham perusahaan-perusahaan Cina yang terdaftar tersebut. Bursa kembali pulih dan harga saham perusahaan-perusahaan Cina kembali naik, setelah penasihat perdagangan Trump menyangkal rencana tersebut (30/9). Pemerintah Cina menanggapi berita tersebut dengan berkomentar bahwa pembatasan itu akan berpotensi memutuskan hubungan AS dan Cina, yang akan berpengaruh buruk tidak hanya pada perusahaan Cina tapi juga pada perusahan AS. Lebih jauh, akan menciptakan gejolak di pasar keuangan dan membahayakan perdagangan global serta pertumbuhan ekonomi. Walau Pemerintah AS menyatakan bahwa kabar tersebut adalah “fake news”, namun rencana pembatasan akses pendanaan oleh dan kepada perusahaan Cina telah menjadi bahasan oleh pengambil kebijakan di AS. Mereka menyoroti sulitnya akses untuk mendapatkan informasi dari perusahan Cina.

Terlepas dari wacana tersebut, pelaku pasar perlu bersiap untuk berlanjutnya perang dagang antara AS dan Cina. Sebagai perusahaan energi global, tentunya Pertamina perlu memitigasi dampaknya terhadap ekonomi global dan industri migas.

Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via
email ke pertamina_IR@pertamina.com

Share this post