This Is Big
|
“This Is Big” demikian judul laporan dari sebuah lembaga riset sekuritas mengenai penerbitan global bond Saudi Aramco. Pada April lalu, Aramco berencana untuk menerbitkan global bond dengan total nilai US$10 miliar. Rencana penerbitan tersebut, mendapat kelebihan penawaran sampai 10 kali atau US$100 miliar, akhirnya Aramco menerbitkan obligasi total senilai US$12 miliar dengan tenor beragam mulai dari 3 sampai 30 tahun. Jumlah penawaran tersebut merupakan nilai penawaran terbesar untuk kategori obligasi global untuk saat ini.
Setelah Aramco masuk ke pasar modal, para pelaku pasar dan analis akhirnya mendapatkan akses ke informasi keuangan Aramco. Mereka ingin membuktikan klaim, bahwa Aramco memiliki valuasi hingga US$ 2 triliun. Klaim tersebut muncul ketika perusahaan migas nasional milik Arab Saudi tersebut dikabarkan akan melakukan penawaran publik perdana. Terungkap dalam prospektus global bond Aramco, pada tahun 2018, Aramco meraup laba US$111 miliar, dengan pendapatan sekitar US$356 milyar dan free cash flow sebesar US$86 miliar. Laba sebesar itu, menjadikan Aramco sebagai perusahaan yang paling menguntungkan di dunia pada tahun 2018.
Melihat informasi tersebut, pelaku pasar justru ragu akan klaim valuasi Aramco. Pasalnya, mereka berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi profitabilitas Aramco. Pertama, Aramco sangat tergantung dengan harga minyak. Di 2016, saat minyak berada di US$45 per barel dan OPEC memotong produksinya, laba Aramco hanya US$13 miliar dengan free cash flow sebesar US$2 miliar. Kedua, kontribusi Aramco bagi anggaran Saudi Arabia sangat besar. Pada 2018, Aramco membayar pajak dan dividen masing-masing sebesar US$102 milliar dan US$52 milliar yang menyebabkan kas dari operasi Aramco sebesar US$26 per barel ekuivalen minyak, lebih kecil dari perusahaan migas besar lain, seperti Shell dan Total yang masing-masing mencapai US$38 dan US$31 per barel. Ketiga, sepertiga dari produksi Aramco diolah menjadi produk minyak untuk suplai dalam negeri Saudi Arabia dan harganya dikendalikan pemerintah, yang menjadikan profitabilitas Aramco berkurang. Mengacu pada analisa tersebut, pelaku pasar memprediksi valuasi Aramco hanya US$1,2 triliun sampai US$ 1,7 triliun.
Terlepas dari valuasi Aramco, dengan produksi migas sebesar 13,6 juta barel setara minyak per hari, ditambah cadangan migas sebesar 246.890 juta barel setara minyak, Aramco memang perusahaan yang besar.
Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via
email ke pertamina_IR@pertamina.com