Unsettling Shutdown |
Penutupan sebagian aktifitas pemerintahan (government shutdown) di AS, sampai saat artikel ini ditulis, telah memasuki hari ke-19 dan berpotensi menjadi penutupan yang terpanjang selama sejarah AS karena belum ada titik temu. Shutdown terjadi karena Kongres tidak sepakat dengan Pemerintah AS mengenai anggaran pemerintah, khususnya tentang anggaran untuk pembangunan tembok di perbatasan AS dan Meksiko. Penutupan yang bersifat parsial ini mengakibatkan sekitar 800 ribu pekerja Pemerintah Federal harus cuti tanpa upah ataupun bekerja tanpa upah hingga waktu yang belum ditentukan, sampai pemerintahan dibuka kembali.
Penutupan parsial ini tentunya akan berpengaruh kepada ekonomi AS. Pasalnya, pengeluaran pemerintah berkurang karena tidak ada pembayaran untuk upah dan kegiatan operasional pemerintahaan yang non-essential. Dampaknya adalah output ekonomi AS akan terpangkas sekitar 0,1 persen setiap dua minggu, menurut Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih. Moody’s Analytics juga memperkirakan hilangnya US$8,7 milliar dari pendapatan domestik bruto AS.
Dampak yang lebih jauh adalah potensi penurunan peringkat kredit AS. Lembaga pemeringkat kredit memperingatkan bahwa penutupan yang lebih lama lagi, akan menimbulkan ketidakpastian. Deadlock anggaran saat ini, dapat terjadi lagi ketika Pemerintah AS harus meminta persetujuan Kongres untuk menaikan plafon utang (debt ceiling), guna menutupi defisit anggaran mereka. Fitch, salah satu dari tiga lembaga pemeringkat kredit utama, menyatakan keraguan tentang apakah anggota Kongres akan dapat menyetujui peningkatan plafon utang pada Maret mendatang.
Kondisi demikian dikhawatirkan akan menganggu pasar keuangan. Turunnya peringkat kredit AS, akan berimbas pada naiknya kupon surat utang Pemerintah dan korporasi AS. Ditambah dengan potensi kenaikan bunga AS, tentunya akan menarik dana untuk masuk lebih deras lagi ke AS. Namun demikian untuk saat ini, pasar belum terpengaruh signifikan oleh shutdown yang terjadi. Penurunan saham S&P 500 dan Dow Jones memang terjadi namun masih dalam batas yang wajar, yaitu turun 3,09 poin dan 76,42 poin, masing-masing pada indeks S&P 500 dan Dow Jones pada akhir 2018.
Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via
email ke pertamina_IR@pertamina.com