Vietnam's Miracle
|
Pertumbuhan ekonomi Vietnam di kuartal kedua 2019 diprediksi mencapai 6.7 persen. Berdasarkan laporan Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), Vietnam tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Kawasan Asia Tenggara. Fenomena pesatnya pertumbuhan ekonomi negeri Paman Ho ini sering disebut sebagai Vietnam’s Miracle, mengingat tiga dekade yang lalu, Vietnam merupakan salah satu negara paling miskin di dunia.
Vietnam pernah mengalami stagnansi ekonomi di 1980, kondisi tersebut berubah setelah penerapan sistem perkonomian yang dikenal dengan istilah Đổi Mới. Inisiatif reformasi ekonomi tersebut yang membentuk Vietnam menjadi negara “socialist-oriented market economy”. Menurut World Bank dan Lembaga Konsultan Brookings, pesatnya pertumbuhan ekonomi Vietnam ini didukung oleh konsistensi liberalisasi perdagangan, reformasi dalam negeri dengan deregulasi dan menurunkan biaya investasi, serta memperkuat permodalan dalam negeri melalui investasi publik.
Selain itu, Vietnam juga berhasil memangkas birokrasi hingga memberikan kemudahan kepada pihak asing untuk berinvestasi. Vietnam berada di posisi 69 dalam indeks Ease of Doing Business (EODB) 2019, empat peringkat di atas Indonesia. Iklim investasi yang kondusif berhasil menarik investor asing masuk terutama di bidang manufaktur. Perang dagang AS-Tiongkok semakin mendorong aliran investasi asing masuk ke Vietnam sebagai pengganti Tiongkok yang selama ini menjadi tujuan investasi utama di Asia. Foreign Investment Agency Vietnam menyebutkan bahwa dalam kuartal pertama 2019, nilai investasi asing di Vietnam mencapai 16.74 miliardolar AS, menjadikan Vietnam negara yang paling diuntungkan dengan adanya perang dagang tersebut.
Meskipun demikian, kondisi ekonomi Vietnam tersebut merupakan momentum jangka pendek sebagai hasil dari perang dagang antara Tiongkok dengan Amerika Serikat. Vietnam diprediksi akan mengalami pelambatan pertumbuhan seiring dengan turunya permintaan dari Tiongkok. Sejatinya, pertumbuhan ekonomi Vietnam masih bergantung pada Tiongkok, karena tingkat ekspor negeri Paman Ho ke negara Tirai Bambu tersebut berada di level kisaran 10 persen dari total GDP 2017. Walaupun ekspor negeri Paman Ho ke Tiongkok diproyeksikan akan mengalami penurunan, Foreign Direct Investment (FDI) dan industri manufaktur masih diprediksi sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Vietnam sepanjang 2019. Berdasarkan data dari CEIC, tingkat FDI Vietnam di semester pertama 2019 meningkat sebesar delapan persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Apakah keajaiban Vietnam dalam mengubah kondisi ekonomi negaranya akan berdampak positif pada negara lainnya kawasan Asia Tenggara?
Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via
email ke pertamina_IR@pertamina.com