Jakarta, 20 Desember 2019 – Puncak arus mudik libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) diperkirakan akan terjadi mulai besok Sabtu, 21 Desember 2019. PT Pertamina (Persero) menghimbau masyarakat untuk mengisi penuh tangki BBM kendaraannya. Perusahaan juga telah menyiapkan berbagai fasilitas untuk memastikan ketersediaan BBM dan LPG selama masa libur panjang tersebut.
"Bagi pengendara yang menuju tol Cikampek, diharapkan mengisi BBMnya terlebih dahulu sebelum memasuki ruas tol, sehingga perjalanan akan lebih tenang dan nyaman. Terlebih dengan adanya tol layang (elevated), yang meningkatkan antusiasme masyarakat di dalam ruas tol Jakarta - Cikampek sehingga kecukupan BBM perlu diperhatikan," jelas General Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III Tengku Fernanda.
Di wilayah MOR III Jawa Bagian Barat, Pertamina menyiagakan 14 SPBU Modular di tempat peristirahatan atau area parkir di sepanjang jalan tol yang tidak terdapat fasilitas SPBU, serta di jalur non tol yang rawan macet, seperti di jalur Bandung - Tasik serta jalur Sukabumi - Pangandaran. SPBU modular adalah SPBU mini yang melayani penjualan BBM jenis Pertamax dan Pertamina Dex.
Fernanda berharap, SPBU modular dapat memberi layanan tambahan bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan selama libur Natal dan Tahun Baru. Adapun dari 14 SPBU Modular tersebut, 7 diantaranya akan berada di ruas tol Jakarta - Cikampek - Cipali, yakni di KM 33A, 50A, 52B, 86A dan 86B, 130 A serta 130B. Sedangkan, satu unit SPBU Modular di jalur Bandung – Tasik, dan 6 unit di sepanjang jalur Sukabumi hingga Pangandaran.
Sementara itu, Pertamina juga memperkuat layanannya dengan 16 Motor Kemasan dengan armada Pertamina Delivery Service (PDS) yang ditempatkan di Merak, jalur Tol Jakarta-Cikampek-Cipali, dari KM 42 sampai KM 130, serta jalur non tol Bogor – Puncak – Cianjur, dan Pangandaran.
“Layanan ini kami maksimalkan, agar masyarakat semakin mudah mendapatkan akses BBM, sehingga perjalanan lancar. Namun demikian kami harapkan kepada pemudik yang akan melalui tol layang agar memastikan BBM sudah dalam kondisi penuh sebelum masuk tol, karena di jalan layang tidak terdapat fasilitas SPBU dan penggunaan kendaraan roda dua di jalan layang tol elevated harus mendapatkan ijin dari pihak berwenang,”tambah Fernanda.
Adapun untuk memperlancar pasokan, Pertamina juga telah menyiagakan 45 SPBU Kantong (Mobile Storage), yakni mobil tangki bermuatan penuh BBM yang disiagakan di SPBU wilayah rawan kemacetan, serta 7 unit mobil tanki BBM yang disebut Mobil PTO. Yakni, mobil tanki khusus yang dilengkapi dengan dispenser yang dapat mengisi BBM ke konsumen langsung, ke SPBU Modular, atau Kemasan.
Fernanda menjelaskan, pihaknya memproyeksikan peningkatan konsumsi BBM jenis gasoline (produk Premium dan Pertaseries) di wilayah Jawa Bagian Barat selama masa Satgas Nataru sebesar 2% atau sekitar 28 ribu KL naik dari konsumsi normal sebesar 27 ribu KL per hari. Sementara untuk BBM jenis gasoil (produk Biosolar dan Dexseries) mengalami penurunan 12 persen dari 10,8 ribu menjadi 9,5 ribu KL per hari.
Sedangkan konsumsi gas LPG (Liquefied Petroleoum Gas) juga diproyeksikan rata-rata meningkat 3%. Untuk mendukung kelancaran pasokan LPG subsidi maupun non subsidi, Pertamima MOR III selama masa Satgas Nataru telah menyiagakan 1.049 Agen LPG PSO siaga dan 6.077 Pangkalan LPG siaga. Selain itu, masyarakat yang menggunakan LPG Non Subsidi juga dapat menikmati layanan siaga di 178 Agen LPG Non PSO siaga serta 632 Sub Agen LPG Non PSO siaga.
Satuan Tugas Nataru Pertamina telah aktif sejak 15 November 2019 dan akan berakhir pada 8 Januari 2020. Untuk infomasi layanan dan ketersediaan produk, masyarakat dapat menghubungi Call Center Pertamina 135.