Bantu UMKM Gunakan Energi Bersih Polusi, Menteri ESDM Berikan Dharma Karya Kepada Insan Pertamina

Jakarta, 30 September 2021 – Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah melalui para insan mutunya berhasil meraih penghargaan Dharma Karya Energi Kategori Muda dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia dalam upacara hari jadi Pertambangan dan Energi ke-76, pada Selasa (28/09/2021).

Penghargaan ini merupakan ajang tahunan, dan diberikan kepada perseorangan atau lembaga/perusahaan yang dinilai sangat berjasa dalam pemikiran kebijaksanaan, keputusan dan pembangunan serta penemu baru di sektor energi dan sumber daya mineral yang memberikan dampak kemajuan yang sangat berarti dalam pembangunan nasional khususnya di sektor energi dan sumber daya mineral. 

Insan Mutu Pertamina Patra Niaga menerima penghargaan tersebut atas inovasi insan mutu Project Collaboration Improvement (PC Prove) Sluku-Sluku Bathok II yang telah berhasil meningkatkan penjualan LPG non PSO dengan bundling alat inovasi buatannya yaitu steam krumel broiler gas yang ramah lingkungan dan efisien bagi paguyuban kerupuk Mulyo Asri di Desa Mojolegi, Boyolali. 

Area Manager Communication, Relations dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho dalam keterangan pers menyampaikan bahwa penghargaan ini menjadi bukti bahwa para insan Pertamina Patra Niaga tidak hanya berfokus untuk meningkatkan laba perusahaan pada penjualan produknya tetapi juga merangkul UMKM Industri Kerupuk untuk dapat beralih dari bahan bakar kayu yang sarat dengan polusi asapnya menjadi bahan bakar memasak yang lebih bebas polusi yaitu dengan tabung LPG. 

Lebih jauh, Brasto menjelaskan bahwa Alat Steam Boiler ini telah melalui sejumlah pengujian yaitu pengujian standarisasi alat oleh Universitas Sebelas Maret (UNS), pengujian emisi karbon oleh Universitas Islam Indonesia (UII) dan uji sertifikasi alat oleh Biro Klasifikasi Indonesia. Hasilnya, alat ini mampu memberikan efisiensi energy cost sebesar 142%, bila dibandingkan konversi LPG langsung tanpa alat inovasi membutuhkan biaya sebesar Rp. 411.000/hari dan bila konversi LPG dengan alat ini cukup membutuhkan biaya sebesar Rp 170.000/hari. 

Adapun dampak positif lainnya dari inovasi ini, para UMKM di paguyuban kerupuk ini juga bertanggung jawab kepada lingkungan dengan menanam kembali 500 pohon di desa sekitar. Dan secara tidak langsung, beralihnya konversi energi ini pun telah berkontribusi dengan pengurangan karbon dioksida dari pembakaran kayu sebesar 245 ribu ton per tahun serta menyelamatkan 1.188 pohon jati kecil di Desa Mojolegi, Boyolali. 

“Kami berharap penghargaan ini dapat menjadi penyemangat para insan mutu di Pertamina Patra Niaga untuk terus berkontribusi bagi keunggulan operasional perusahaan serta berkontribusi bagi masyarakat terutama di sektor penyediaan energi,” tutup Brasto.

Share this post