Nunukan, 13 Oktober 2018 - Maraknya peredaran tabung LPG milik negara tetangga di beberapa wilayah Indonesia mengundang perhatian berbagai pihak, tidak terkecuali di Kabupaten Nunukan. Sebagai salah satu titik terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tabung-tabung gas dengan warna kombinasi hijau dan pink berukuran 14 Kg memang sering kali ditemukan di beberapa lokasi di Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kota Tawau Malaysia ini.
Menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Nunukan bersama dengan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan tambah ketersediaan tabung gas dari negeri sendiri dan ditandai dengan kegiatan Deklarasi Penggunaan LPG Bright Gas oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kabupaten Nunukan. Acara dihadiri langsung oleh Bupati Nunukan dan perwakilan dari Pertamina dan berlangsung di Ballroom Hotel Laura Nunukan, Sabtu (13/10).
Region Manager Domestic Gas Pertamina MOR VI Tiara Tesaufi menyatakan program Pertamina untuk lebih memperkenalkan produk Bright Gas ibarat gayung bersambut dengan program yang sedang digalakan oleh Bupati Nunukan untuk membudayakan pemakaian produk dalam negeri, termasuk tabung LPG.
“Berbeda dengan deklarasi serupa di wilayah lain yang fokus mengajak ASN untuk beralih dari produk LPG subsidi ke non subsidi, deklarasi di Kabupaten Nunukan difokuskan agar ASN lebih memilih pakai LPG dari Indonesia dibandigkan produk negara tetangga. Hal ini menjadi tantangan tersendiri mengingat produk negara tetangga telah hadir cukup lama di Nunukan”, kata Tiara.
Lebih lanjut dijelaskan sebelum dilaksanakannya deklarasi ini, persebaran tabung LPG Bright Gas di Kabupaten Nunukan berkisar di angka 500 tabung per bulan. Ke depannya, Pertamina siap menambah kapasitas kapal yg mengangkut LPG langsung dari Balikpapan sembari menunggu rampungnya pembangunan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Tarakan yang akan mempermudah supply ke Kabupaten Nunukan dan sekitarnya.
“Pertamina hadir di Nunukan bukan hanya sebagai institusi bisnis melainkan hadir sebagai wakil pemerintah. Ke depannya tidak hanya sebatas penjualan produk, namun kehadiran kami bisa berupa kerjasama lainnya seperti pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)”, imbuh Tiara.
Ditemui pada kegiatan yang sama Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid menyatakan dengan 590 km garis perbatasan, kendala yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Nunukan lebih kompleks dibandingkan wilayah lain, termasuk penggunaan produk dalam negeri yang masih kurang diminati.
“Ini merupakan PR kita bersama dan edukasi merupakan salah satu hal yang tengah kami lakukan. Masyarakat perlu mengetahui bahwa dengan menggunakan produk dalam negeri dapat memicu dan memacu perekonimian bangsa. Walaupun terkadang lebih murah, tapi ini terkait harga diri bangsa yang selayaknya tidak dapat dibeli oleh bangsa lain”, ujar Laura.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini Laura dan dinas terkait di Kabupaten Nunukan akan membuat dan menyebarluaskan surat edaran kepada lebih dari 4000 ASN di Nunukan sekaligus bersama-sama dengan Pertamina untuk melakukan edukasi terkait penggunaan LPG asli Indonesia.
Pada kesempatan deklarasi ini Bupati Nunukan yang merupakan Bupati wanita termuda di Indonesia ini juga dinobatkan sebagai Duta Bright Gas atas inisiatifnya memperjuangkan kedaulatan energi di Kepulauan Nunukan.
“Sudah banyak yang tahu Nunukan adalah Kota Perjuangan. Tugu dwikora masih berdiri kokoh sebagai bukti. Ayo sama-sama kita kobarkan Api Cinta Indonesia di perbatasan”, pungkas Laura.