Jakarta, 7 November 2021 – Pagelaran MotoGP Mandalika, Lombok yang akan digelar pada tahun 2022 mendatang bakal menyedot perhatian banyak masyarakat baik lokal maupun internasional. Kesempatan ini pun dapat dimanfaatkan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK) binaan Pertamina yang dengan lokasi Pertamina Mandalika International Street Circuit, untuk memperkenalkan produk lokal terutama Pulau Lombok.
Pjs. Vice President Corporate Communications Pertamina, Heppy Wulansari mengatakan, penyelenggaraan event balap motor World Superbike (WSBK) di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) nantinya akan membawa multiplier effect pada berbagai bidang.
“Salah satunya pasti sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. Di mana para UMK binaan Pertamina dapat ikut ambil bagian untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia lewat berbagai produk khas lokal yang mereka buat. Sehingga diharapkan dapat membawa dampak yang signifikan serta mendukung upaya menjadi UMK naik kelas secara progresif,” tuturnya.
Salah satu mitra binaan Pertamina yang berlokasi cukup dekat dengan Mandalika adalah Bayu Hendra Putra. Pemilik usaha Gibran Rattan Shop ini menjalankan bisnisnya di Ds. Baleka, Kec. Praya Timur, Kab. Lombok Tengah. Jaraknya sekitar 30 km atau kurang dari satu jam perjalanan via darat. “Sebuah privilege bagi kami, semoga bisa jadi jujugan wisatawan saat event MotoGP nanti,” ujarnya.
Bayu menceritakan, Gibran Rattan Shop sendiri dimulai sejak tahun 1987 dan di dirikan oleh bapaknya. Mulanya, masyarakat di Lombok banyak membuat anyaman yang berbahan rotan ketak, bernama kecopok, kemudian di jadikan sebagai tempat tembakau. “Bapak melihat ini punya potensi untuk dipasarkan, akhirnya coba di bawa ke Bali ternyata banyak yang berminat,” tuturnya.
Seiring berjalan waktu, bisnisnya mulai diturunkan ke anak-anaknya. Hingga akhirnya pada 2020 lalu, Bayu memutuskan bergabung menjadi binaan Pertamina. Sejumlah perkembangan usaha ia rasakan. Mulai dari peningkatan jumlah pekerja tetap dari semula 3 menjadi 5 orang. Dimana turut berimbas pada produksi yang dihasilkan dari semula 200-500 pcs/minggu menjadi 250-600 pcs/minggu. Omzet bersih yang bisa dikantongi yakni sekitar Rp12 – 18 juta setiap bulannya.
UMK lainnya yang tinggal tak jauh dari Mandalika adalah Ana Hardiana. Sama-sama tinggal di Kec. Praya Timur, pemilik UMK Hardiana Craft ini juga memiliki usaha kerajinan tangan mayoritas berbahan rotan dan ate (rumput). “Ini memang di desa saya, sebagian masyarakat menganyam sebagai sumber mata pencaharian selain bertani. Mulai dari anak SD hingga orang tua hingga menjadi tradisi,” ujar Ana.
Maka dari itu, lanjut Ana, dirinya merasa memiliki keinginan kuat untuk dapat mempromosikan kerajinan rattan tersebut tidak hanya di Indonesia melainkan ke seluruh dunia. Mimpinya perlahan mulai terwujud. Sejak menjadi binaan Pertamina pada 2020 lalu, dia sudah mampu mengekspor produknya hingga Korea Selatan, Brazil, dan Inggris.
“Alhamdulillah meskipun ada kejadian pandemi seperti ini, usaha saya tidak pernah redup. Karena dibantu modal dan pembinaan dari Pertamina. Sehingga usaha saya terus bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya,” katanya.
Ini terbukti dari kondisi usahanya yang dapat dikatakan telah naik kelas. Jumlah pekerja yang semula hanya 2 orang kini menjadi 7 orang. Produksi yang awalnya hanya sekitar 50-100 pcs/minggu pun meningkat drastis hingga 1 kontainer/bulan jika pesanan sedang ramai. Dari penjualan tersebut, Ana bisa mendapat keuntungan hingga Rp20 juta setiap bulannya.
Heppy menambahkan, melalui Program Pendanaan UMK (PUMK), Pertamina turut berbagi energi membangkitkan ekonomi di daerah pariwisata nasional melalui Program Pemberdayaan UMK di sekitar 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Salah satunya DPSP Mandalika tersebut.
Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL), demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.