Jakarta, 4 Desember 2024 – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menyambut baik Asta Cita pemerintah, terutama berkaitan dengan swasembada energi dan keberlanjutan lingkungan. Hal ini disampaikan Chief Executive Officer Pertamina NRE John Anis dalam kunjungan misi perdagangan Kanada ke Indonesia pada Senin (2/12).
Dalam sesi keynote speech tersebut, John banyak menyampaikan tentang inisiatif-inisiatif Pertamina dalam mengoptimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam rangka mendukung ketahanan energi.
“Situasi geopolitik dan ekonomi global saat ini sangat berdampak terhadap industri energi. Untuk itu krusial bagi kita untuk meningkatkan ketahanan energi, sekaligus memprioritaskan keberlanjutan lingkungan. Pemerintah Indonesia menjadikan dua hal ini di antara misi Asta Cita yang tentunya kami dukung penuh,” ujar John.
John melanjutkan bahwa kedua misi tersebut selaras dengan strategi ganda yang dicanangkan Pertamina, yaitu memaksimalkan bisnis energi eksisting saat ini untuk mendukung ketahanan energi nasional, dan membangun bisnis rendah karbon untuk mendukung transisi energi mencapai target net zero emission 2060.
Pertamina NRE berada di garda terdepan untuk membangun bisnis rendah karbon, salah satunya adalah pengembangan bioethanol untuk biofuel atau bahan bakar nabati. John mengatakan bahwa untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8 persen, bahan bakar fosil masih tetap dibutuhkan karena saat ini lebih mudah diakses dengan harga lebih terjangkau, khususnya untuk sektor transportasi. Mencampurnya dengan bahan nabati menjadi bahan bakar minyak (BBM) menjadi lebih ramah lingkungan. Untuk itu biofuel menjadi Solusi yang tepat di masa transisi energi.
Pertamina NRE saat ini bekerja sama dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) berencana membangun pabrik bioethanol di Glenmore, Banyuwangi, dengan kapasitas produksi 30 ribu kiloliter (KL) per tahun. Bioethanol ini nantinya akan menjadi bahan baku untuk bahan bakar nabati (BBN).
“Pertamina mendukung misi pemerintah untuk membangun swasembada energi di Indonesia. Pemanfaatan sumber energi domestik adalah inisiatif Pertamina untuk mendukung misi tersebut. Tidak hanya dari tebu, bahan baku bioethanol dapat berasal dari sorgum, jagung, dan lain-lain. Pertamina juga aktif melakukan riset untuk diversifikasi bahan baku bioethanol,” ujar John.
Senada, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan bahwa sebagai BUMN selain melayani kebutuhan energi di seluruh pelosok, Pertamina juga gencar mengembangkan energi bersih untuk masa depan yang berkelanjutan. Salah satunya melalui bioethanol, yang diperkirakan menjadi salah satu sumber energi potensial seiring sumber daya nabati berlimpah yang dimiliki Indonesia.
"Bioetanol diproduksi dari bahan-bahan organik yang menawarkan potensi besar untuk masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan," kata Fadjar.
Portofolio energi hijau milik Pertamina NRE lainnya adalah geothermal yang dikelola oleh anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan kapasitas terpasang saat ini 672 megawatt (MW) dan juga tenaga surya dengan kapasitas terpasang saat ini lebih dari 50 MW. Pertamina NRE juga sedang mengembangkan hidrogen rendah karbon, antara lain di Lahendong, Sulawesi Utara, dan Sumatera Bagian Selatan.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.**