Ekspansi ke Luar Negeri, Pertamina Perkuat Ketahanan Energi Nasional

Ekspansi ke Luar Negeri, Pertamina Perkuat Ketahanan Energi Nasional

JAKARTA, 15 Mei  2014 – Akuisisi blok-blok migas di luar negeri diyakini dapat memperkuat kapabilitas dan daya saing Pertamina di masa mendatang sebagai perusahaan energi kelas dunia sekaligus bentuk konkret upaya Pertamina untuk mendukung ketahanan energi nasional.

 

SVP Upstream Business Development, Denie S. Tampubolon mengatakan bahwa ekspansi ke luar negeri merupakan salah satu strategi perusahaan untuk peningkatkan produksi minyak mentah, yang secara langsung dapat memperkuat ketahanan energi nasional. Pertamina memproyeksikan 70% akuisisi akan berasal dari asset-aset di luar negeri, terutama di wilayah-wilayah yang masih mempunyai cadangan besar, katanya.

 

“Pertumbuhan non organik melalui kegiatan akuisisi dari asset luar negeri akan memberikan kontribusi penting bagi pertumbuhan produksi Pertamina di masa mendatang dan tambahan pasokan minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan Indonesia,” terang Denie.

 

Pertamina sendiri telah mulai melakukan ekspansi ke luar negeri sejak Januari 2002 melalui kontrak kerjasama pada Blok 10 dan 11.1 Vietnam dengan pola kerjasama yang diawali dengan government to government. Selanjutnya diikuti dengan Blok SK-305 di Malaysia pada Juni 2003 serta Blok 3 Western Desert Irak, Blok 13 Read Sea, Sudan, Blok 123-3 Sirte Onshore, Blok 17-3 Sabratah Offshore dan Blok 3 Offshore Qatar.

 

“Akhirnya pada November-Desember 2013 Pertamina mengakuisisi aset di Aljazair dan Irak. Dari Aljazair Pertamina peroleh sekitar 23.000 bopd dan ditargetkan sebesar 25.000 bopd tahun ini. Adapun, di Irak Pertamina memiliki hak partisipasi sebesar 10%, sedangkan produksi lapangannya ditargetkan akan meningkat dari 400.000 bopd tahun ini menjadi 1,6 juta bopd pada 2020,” ungkapnya.

 

Di masa mendatang, lanjut Denie, Pertamina akan memprioritaskan rencana akuisisi pada aset-aset yang dapat segera memberikan tambahan produksi minyak kepada Pertamina, yaitu blok-blok yang sudah berproduksi dan atau dalam tahap pengembangan serta memiliki cadangan minyak yang signifikan. Tentu saja, katanya, aksi-aksi korporasi tersebut dilakukan dengan proses bisnis yang secara komprehensif memperhatikan seluruh aspek teknis dan komersial, termasuk mitigasi risiko.

 

“Dengan tetap focus dalam pengembangan potensi migas di dalam negeri, Pertamina akan terus berupaya melakukan ekspansi ke aset-aset luar negeri dengan sedikitnya dua misi, yaitu mencari sumber-sumber migas di luar negeri untuk pasokan energy di Indonesia, sekaligus memperluas peluang kerjasama dengan IOC dan NOC sehingga bisnis hulu Pertamina semakin kuat di masa mendatang.”

 

Hal ini tentunya dilakukan untuk mendukung pencapaian target produksi 2,2 juta boepd pada 2025 dengan target kontribusi  mencapai 600.000 boped.

 

Share this post