Cilacap, 25 Oktober 2019 – Pertamina Refinery Unit IV Cilacap menghadirkan Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin (Emas Bayu) dan Energi Mandiri Tambak Ikan (Embak Mina) di Kampung Laut, Kabupaten Cilacap. Kehadiran fasilitas dengan teknologi Hybrid yang merupakan perpaduan antara panel surya dan kincir angin ini sebagai upaya Pertamina menghadirkan Energi Terbarukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kampung Laut yang merupakan wilayah desa tertinggal.
Fasilitas Emas Bayu dan Embak Mina tersebut terletak di Dusun Bondan, Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Masyarakat di dusun tersebut sebelumnya hidup dalam kegelapan di malam hari karena wilayahnya tidak teraliri listrik.
“Pada tahun 2017, setelah melakukan pengkajian dan pendataan, Pertamina kemudian melakukan pembangunan instalasi 5 kincir dan 24 panel surya. Tujuannya agar masyarakat di dusun tersebut dan sekitarnya bisa mendapatkan energi untuk penerangan kehidupan mereka,” kata Unit Manager Comm, Rel & CSR Refinery Unit IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali, Kamis (24/10/2019).
Pada tahun 2018 bantuan tersebut telah secara resmi diserah terimakan kepada masyarakat Dusun Bondan. Laode mengatakan, pembangkit listrik yang dibangun tersebut merupakan pembangkit listrik mandiri yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Dia menambahkan, program Emas Bayu ini merupakan komitmen Pertamina untuk mengembangkam energi bersih berwawasan lingkungan. Menurut Laode, pembangunan energi terbarukan ini berhasil mengubah Dusun Bondan yang gelap gulita menjadi terang benderang.
“Kapasitas Pembangkit listrik ini sebesar 12.000 WP dan mengalir ke rumah 37 Kepala Keluarga yang mencakup 242 orang, 1 unit masjid, 1 unit sekolah dan 2 rumah produksi. Dan 100 persen anak usia pelajar yang sebelumnya tidak bisa belajar di malam hari kini sudah bisa leluasa belajar di malam hari karena sudah diterangi oleh cahaya lampu. Selain itu, energi terbarukan ini juga berhasil mengurangi emisi hingga 7,51 ton C02 eq per tahun,” kata Laode.
Setelah mandiri secara energi, Pertamina kemudian meningkatkan kemandirian masyarakat secara ekonomi melalui Program Embak Mina pada area seluas 2 ha tambak dengan metode silvofishery. Program ini berhasil meningkatkan pendapatan sebesar 50% atau sekitar Rp 1.000.000 setiap anggota kelompok.
“Kawasan Dusun Bondan ini dulunya terdapat 90 % lahan tambak yang belum optimal. Padahal sekitar 53 persen penduduknya ada dalam usia produktif. Dengan hadirnya Emas Bayu dan Embak Mina ini mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar 50 persen. Sekarang tambak-tambak yang ada juga sudah produktif dan teraliri listrik,” kata Laode.
Melalui bantuan ini, masyarakat berhasil memaksimalkan hasil olahan tambak yang sebelumnya di jual murah sekarang melalui adanya freezer petambak dapat menyimpan dan menjual ikan dengan harga yang lebih tinggi. Selain itu Program Embak Mina juga telah menghasilkan Produk Olahan Tambak yang sudah mulai dipasarkan di toko oleh oleh di Cilacap.
“Pengembangan energi terbarukan menjadi komitmen Pertamina dalam rangka mewujudkan energi bersih dan ramah lingkungan. Pertamina mengembangkan energi terbarukan tidak hanya pada Kilang Cilacap dan kantor operasinal saja, tetapi juga memperluas kepada masyarakat yang ada di wilayah operasi agar sama-sama bisa menikmati energi bersih,” imbuh Laode.
Kampung Bondan termasuk wilayah pelosok di Kabupaten Cilacap. Untuk menjangkau wilayah ini harus menggunakan perahu compreng atau kapal kecil dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam dari Dermaga Sleko, yang lokasinya tidak jauh dari Nusakambangan.
Sebelumnya, saat malam tiba, dusun menjadi gelap. Warga umumnya menggunakan pelita minyak tanah untuk penerangan, bahkan sebagian warga menarik kabel dari desa lain untuk mengalirkan listrik dengan jarak hingga 5 kilometer.
“Kini Dusun Bondan tumbuh menjadi Desa Mandiri Energi terbaik di Jawa Tengah dan menjadi laboratorium penelitian bagi mahasiswa dan akademisi dari Politeknik Negeri Cilacap,” kata Laode.**