Bali, 11 Oktober 2018 - PT. Pertamina (Persero) dan China Petroleum Corporation (CPC), Taiwan menandatangani Framework Agreement pengembangan proyek komplek Petrokimia senilai US$ 6,49 miliar. Nilai investasi ini merupakan investasi terbesar pada program Investasi BUMN untuk Negeri yang ditandatangani pada kegiatan Indonesian Investment Forum (IIF) di Bali, Kamis 11 Oktober 2018. Penandatangan dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dan Chairman CPC Taiwan, Mr. Chein Tai, dengan disaksikan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri BUMN Rini M Soemarno.
Kerjasama Pertamina dan CPC Taiwan dilakukan dalam bentuk pembangunan pabrik Naphtha Cracker dan unit pengembangan sektor hilir Petrokimia berskala global di Indonesia.
Menteri BUMN Rini M Soemarno mengatakan, pabrik Naphtha Cracker nantinya dapat menjadi substitusi impor sehingga berpotensi menghemat devisa negara hingga US$2,4 miliar per tahun. "Kami mengapresiasi penandatanganan investasi ini. Kerjasama yang saat ini dilakukan merupakan komitmen kita bersama dalam upaya mengurangi impor,” ujar Rini.
Melalui pembangunan pabrik, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan, Pertamina akan melakukan Revamping Kilang lama serta membangun Petrokimia secara terintegrasi. “Framework Agreement ini dilakukan guna meningkatkan yield of valuable product dari produk-produk turunan yang dihasilkan kilang Pertamina. Kerjasama ini menjadi momentum untuk memperkuat bisnis Petrokimia Pertamina,” jelasnya.
Proyek ini diharapkan mulai beroperasi tahun 2026 dengan skema joint venture antara Pertamina, CPC Taiwan, dan beberapa mitra hilir potensial lainnya. Pabrik Naphtha Cracker diharapkan akan memproduksi paling sedikit satu juta ton ethylene per tahun dan membangun unit hilir yang akan memproduksi produk turunan kilang lainya untuk memenuhi kebutuhan industri di Indonesia.
CPC Taiwan merupakan perusahaan milik negara Taiwan yang bergerak di bidang suplai produk perminyakan, raw and natural material untuk petrokimia.