Makassar, 28 September 2018– Gempa dengan kekuatan 7,7 SR berpusat 10 km pada 27 km Timur Laut Donggala yang diikuti beberapa gempa susulan, turut berdampak pada operasi Pertamina di wilayah Palu dan sekitarnya.
Hingga saat ini, Pertamina terus melakukan identifikasi dampak bencana terhadap Terminal BBM Donggala, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE), Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) berikut sejumlah lembaga penyalur BBM dan elpiji.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII, M. Roby Hervindo menjelaskan bahwa saat ini Pertamina telah mengaktifkan crisis center atau Puskodal untuk mengkoordinir upaya-upaya penanganan.
"Kami terus berupaya mengumpulkan informasi terkait kondisi pekerja dan sarana fasilitas distribusi Pertamina di sekitar wilayah terdampak. Paralel, kami juga menyiapkan rencana alternatif penyaluran energi ke Palu dan sekitarnya. Hal ini tentunya sangat bergantung pada kondisi akses transportasi," ujar Roby.
TBBM Donggala selama ini menyuplai bahan bakar ke 55 SPBU, 3 SPBU Nelayan, 3 Agen Premium Minyak Tanah dan Solar (APMS) serta 1 Agen Minyak Tanah (AMT). Wilayah pasokannya meliputi Kodya Palu,
Kabupaten Donggala, Buol, Mamuju tengah, Mamuju Utara, Parimo, Poso, Sigi, Toli Toli. Sementara untuk kebutuhan elpiji di Sulawesi Tengah dipenuhi oleh 4 SPBBE.
"Besok (Sabtu, 29/09) Pertamina berencana mengirimkan tim dari Makassar ke Donggala untuk membantu tim setempat. Kami juga mempertimbangkan kondisi akses transportasi, karena bandara ditutup," kata Roby. Paralel, tengah disiapkan pula upaya-upaya untuk membantu penanganan korban bencana berupa bantuan makanan dan kebutuhan hidup dasar.***