Jakarta, 20 November 2021 – Para Perwira Inovator Pertamina menunjukkan semangat go productive dengan menghasilkan 12 inovasi di sektor energi. Para Perwira inovator tersebut mendapatkan penghargaan Dharma Karya 2021 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Republik Indonesia. Penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada perseorangan atau lembaga/perusahaan yang sangat berjasa dalam pemikiran, kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan pembangunan, serta penemuan baru di sektor energi dan sumber daya mineral yang memberikan dampak kemajuan yang sangat berarti dalam pembangunan nasional khususnya di sektor energi dan sumber daya mineral.
Untuk itu, penghargaan ini diberikan kepada para inovator bidang energi dan sumber daya mineral baik dari kalangan Pemerintahan, BUMN maupun perusahaan swasta nasional. Penghargaan tahunan ini juga sekaligus bagian dari peringatan Hari Jadi Ke-76 Pertambangan dan Energi tahun 2021.
Perwira Pertamina atas nama Mohamad Husni Mubarok (PT Pertamina Geothermal Energy) mendapat penghargaan tertinggi Dharma Karya Utama atas keberhasilannya menciptakan alat pengukuran laju alir massa dan entalpi dua fasa secara realtime.
Perwira Pertamina juga mendapat penghargaan Dharma Karya Madya, penghargaan tertinggi kedua, yang diraih Tim PC Prove Elang Gurun (Pertamina Subholding Upstream Regional 5 Internasional) atas keberhasilannya melakukan optimasi penempatan sumur baru dan penambahan resources (56 MMBOE) melalui rekayasa passive seismic di Lapangan MLN Algeria.
Sedangkan 10 penghargaan lainnya merupakan Dharma Karya Muda, tertinggi ketiga, yang diraih antara lain oleh PGN, RU II Dumai, Pertagas dan PGE.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman mengatakan penghargaan dari Kementerian ESDM menunjukkan apresiasi atas beragam inovasi yang terus dilakukan para Perwira Pertamina baik di hulu, pengolahan, maupun hilir.
“Pertamina tentu harus terus melakukan inovasi, harus terus semangat di berbagai kondisi. Tantangan ke depan tentu bukan makin mudah tapi makin menantang sejalan dengan aspirasi perusahaan mengejar target nilai pasar US$ 100 miliar,” ujar Fajriyah.
Menurut Fajriyah, sejalan dengan tantangan global, Pertamina harus semakin solid, lincah dan adaptif dengan semangat “One Pertamina” harus terus terjaga.
“Pertamina Grup harus terus mengokohkan semangat transformasi bisnis di seluruh sektor dengan komitmen penuh menerapkan aspek Environmental, Social & Governance (ESG) sehingga bisa menjalankan bisnis secara berkelanjutan di masa depan,” imbuh Fajriyah.
Fajriyah menambahkan, rating ESG Pertamina saat ini mengalami peningkatan signifikan sebesar 28,1 dan dinilai berada pada risiko Medium dibanding sebelumnya mencapai 41,6 (Severe Risk) pada Februari 2021. Dengan skor ini, Pertamina menempati posisi 15 dari 252 perusahaan di industri Oil & Gas dan posisi 8 di sub industri integrated Oil & Gas. Pertamina berada di cluster yang sama (Medium Risk) dengan perusahaan global seperti Repsol, ENI, PTT Thailand dan TotalEnergies. Posisi ini pun tercatat lebih baik dari BP, Exxon dan Chevron.
“Semangat inovasi dan implementasi ESG secara terintegrasi akan meningkatkan daya saing dan reputasi Pertamina di mata dunia. Dengan kebersamaan dan dukungan stakeholder Pertamina akan tumbuh menjadi perusahaan energi yang disegani dunia,” tandas Fajriyah.*