Makassar – PT Pertamina (Persero) terus mengupayakan gas Elpiji dari jalur laut dan darat untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar. Gas Elpiji sangat dibutuhkan digunakan untuk posko Dapur Umum maupun untuk masyarakat luas di wilayah terdampak gempa Palu dan Donggala (2/10).
Untuk Posko Dapur Umum Pertamina telah menyalurkan 17 tabung Bright Gas 12 kg. Penyaluran selanjutkan akan ditujukan untuk 9 (Sembilan) Posko lainnya yang didrop di Posko DPPU Mutiara dan selanjutnya akan didistribusikan oleh Dinas Sosial.
Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region (MOR) VII, M. Roby Hervindo menjelaskan Pertamina akan mengoptimalkan potensi penyaluran gas dengan mengirimkan bantuan tabung LPG ke Posko Dapur Umum untuk membantu Pemerintah menyediakan makanan bagi pengungsi gempa Palu dan Donggala.
Menurut Roby, selain untuk posko dapur umum, Pertamina juga akan melakukan Operasi Pasar untuk melayani kebutuhan gas untuk rumah tangga. Mulai Selasa 2 Oktober 2018, Pertamina akan melaksanakan Operasi Pasar gas Elpiji 3 kilogram di Korem Palu, Kecamatan Palu Timur, oleh Agen Karya Hast Maju Bersama, sebanyak 560 tabung. Truk yang mengangkut pasokan Elpiji 3 kg berangkat dari Mamuju dan akan bergerak menuju Palu.
“Rencana operasi pasar sore hari akan menyalurkan tabung Elpiji 3 kg yang dikirim dari Mamuju dengan pengawalan aparat kepolisian,” katanya.
Saat ini pasokan gas baik subsidi maupun non subsidi telah dikirimkan melalui jalur darat dan laut, tambah Roby Hervindo. Melalui jalur laut, dari Balikpapan, akan dikirimkan 200 tabung Bright Gas 12 kg dan 50 tabung Elpiji 50 kg yang diperkirakan tiba Kamis, 4 Oktober 2018. Pengiriman tabung Elpiji 3 kg selanjutnya direncanakan menggunakan KRI, sebanyak 1.120 tabung dari Makassar.
Sementara dari jalur darat, sebanyak 3 (tiga) truk dengan muatan 809 tabung Bright Gas 12 kg, 30 tabung Elpiji 50 kg, 10 regulator tabung 50 kg dan selang telah dikirimkan dari Makassar. Satu truk saat ini sedang dalam perjalanan di Pinrang, dan 2 truk posisinya masih di Pare-pare.
“Keseluruhan truk berangkat dari kota Makassar tanggal 2 Oktober 2018 sekitar pukul 1 dini hari. Selanjutnya mereka akan standby di Mamuju menunggu pengawalan kepolisian,” lanjut Roby.
Untuk mempercepat pemulihan pengoperasian SPPBE, hari ini Pertamina juga akan memberangkatkan 18 orang operator dari 7 SPPBE di Sulawesi, dan diestimasi akan tiba di Kota Palu 3 Oktober 2018.
“Kami juga sedang mengupayakan pengoperasian SPPBE-SPPBE di Palu dan Donggala, agar distribusi gas lebih cepat pulih dan masyarakat dapat kembali memenuhi kebutuhan gas rumah tangga secara normal,” pungkasnya.