Jakarta, 4 Juli 2021 - Tanggal 1 Juli diperingati sebagai Hari Buah Internasional. Melalui momentum ini, PT Pertamina (Persero) melalui Program Pendanaan UMK berupaya terus mendukung mitra binaannya, terutama di sektor pengolahan atau penjualan buah-buahan agar terus maju dan berkembang. Sehingga dapat menjadi UMK naik kelas.
Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, Pertamina memiliki cukup banyak mitra binaan yang bergerak di sektor ini. Selain dijual secara langsung, mayoritas mitra binaan mengolah beberapa jenis buah-buahan menjadi kudapan kekinian seperti keripik buah ataupun olahan makanan lain.
“Posisi negara Indonesia yang berada di wilayah beriklim tropis, membuat kekayaan aneka tumbuhan dan buah-buahan cukup melimpah di sini. Potensi inilah yang kemudian dimanfaatkan para mitra binaan untuk membuat peluang bisnis yang menggiurkan,” jelas Fajriyah.
Selain memiliki nilai ekonomis, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa buah-buahan menjadi sumber vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sehingga tentunya dapat menguntungkan antara kedua belah pihak. “Para UMK mendapat untung, sedangkan konsumennya bisa mendapat manfaat kesehatan dari produk olahan buah yang dibeli,” imbuhnya.
Salah satu mitra binaan Pertamina yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia bisnis olahan buah yakni Abdul Rahmat. Pria asal Pekanbaru, Riau ini mengolah buah pisang menjadi menu pisang goreng dengan brand Pisang Kipas 50 Gold. “Bermula dari seorang pemasok pisang kepok, kini produksi pisang kipas saya bisa mencapai 1000 buah setiap harinya,” tutur Rahmat.
Tidak hanya bisa dimakan di tempat, Rahmat juga menyediakan varian pisang kipas setengah matang untuk dijadikan oleh-oleh. Sehingga bagi konsumen yang tertarik mencoba lezatnya Pisang Kipas 50 Gold bisa melihat menunya di media sosial @pisangkipas50gold. Atau datang langsung ke outletnya di Jalan Sultan Syarif Qasim No. 30B, Pasar Limapuluh, Pekanbaru.
Selain Abdul Rahmat, juga terdapat Artje yang mengolah buah salak menjadi jajanan dodol dengan cita rasa manis dan legit. Mitra binaan Pertamina asal Desa Pangu I, Kab. Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara ini mampu memproduksi 4 ribu bungkus dodol setiap bulannya. Konsumen yang ingin mencoba produk dodol salak buatannya, bisa mencari di beberapa marketplace denga keyword Dodol Salak Mandiri, sebab sudah cukup banyak yang sudah menjadi reseller produknya.
Menurut Fajriyah, melalui Program Pendanaan UMK, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan.
Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab lingkungan dan sosial, demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.