Bali, 2 Desember 2021 – PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) resmi menandatangani Head of Agreements (HoA) terkait Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) di Wilayah Kerja Nunukan dalam ajang global 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) tahun 2021. HoA tersebut merupakan milestones yang akan mengawali proses asesmen rencana pembangunan kilang Methanol sebagai upaya optimalisasi pasokan gas alam di WK nunukan. Perjanjian yang diteken dalam konvensi internasional IOG tersebut mengatur kerjasama antara PT KPI, PT Pertamina Hulu Energi-Nunukan Company (PT PHE-NC), dan PT Karya Mineral Jaya (PT KMJ).
Direktur Utama PT KPI, Djoko Priyono yang hadir menandatangani HoA mengungkapkan bahwa tahapan perjanjian induk tersebut berfungsi untuk menjembatani maksud dari para pihak dalam rangka menyiapkan dan menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) untuk Wilayah Kerja Nunukan. “HoA ini menjadi dasar rencana pemasokan gas alam oleh PHE-NC untuk memenuhi kebutuhan PT KPI dan PT KMJ. Adapun gas alam yang dimaksud berasal dari Lapangan sumur Badik dan West Badik, salah satu lapangan dari wilayah kerja Nunukan,” ungkap Djoko Priyono. Cadangan gas alam yang terdapat di kedua lapangan tersebut terbukti mencapai 60 MMSCFD.
Corporate Secretary PT KPI, Ifki Sukarya, memaparkan bahwa penandatanganan HoA merupakan tahapan penting terkait rencana awal pembangunan Kilang Methanol untuk mengurangi current account defisit produk Methanol yang akan terserap dalam industri petrokimia, FAME, dan komponen blending gasoline. “Setidaknya untuk menghasilkan Methanol sebesar 630 KTPA, dapat diperoleh dengan mengolah gas alam sebesar 60 MMSCFD dari Lapangan Badik dan West Badik. Guna memproduksi produk Methanol bernilai tinggi, Unit Kilang Methanol nantinya harus mampu melakukan ”reforming process” yang terdiri dari proses pemurnian untuk membersihkan gas dari sulfur, pembentukan syngas, serta pemurnian Methanol,” jelas Ifki.
Guna mencapai visi tersebut, diperlukan rangkaian asesmen lebih lanjut untuk memastikan kelayakan proyek. “Sinergitas antara PT KPI, PT KMJ serta para pemangku kepentingan akan akan terus dilakukan pasca PJBG melalui tahapan kajian,” jelas Ifki Sukarya. Tahapan lanjutan yang perlu dilakukan antara lain kajian bersama PT KPI dengan PT KMJ, kajian PHE-NC terkait pasokan gas, hingga persiapan PT KPI dan PT KMJ menyiapkan skema kerja sama bisnis untuk membangun Kilang Metanol. “Rangkaian asesmen tentunya akan dilakukan demi memastikan kelayakan proyek sebelum lanjut ke tahapan pembahasan pembentukan joint-venture atau usaha patungan atas proyek kilang Methanol di Nunukan tersebut,” tegas Ifki Sukarya.
Lebih lanjut Ifki Sukarya mengungkapkan bahwa HoA yang dilakukan antara PT KPI dan PT PHE-NC selaku anak usaha Pertamina merupakan bukti sinergi bisnis hulu-hilir Pertamina. “Nantinya, pihak PHE-NC sebagai anak usaha hulu Pertamina dan Kontraktor Wilayah Kerja Nunukan bertugas memasok gas dari Wilayah Kerja Nunukan untuk pemenuhan kebutuhan gas baik ke PT KPI maupun PT KMJ. Ini menunjukkan strategi bisnis Pertamina yang semakin sinergis dari hulu ke hilir,” ungkap Ifki.
Adapun Lapangan Badik dan West Badik yang terbukti menyimpan cadangan gas alam sebesar 60 MMSCFD merupakan salah satu lapangan yang dikelola PHE-NC di Wilayah Kerja Nunukan. Sebagai pengelola di Wilayah Kerja Nunukan, PHE-NC berkomitmen untuk meningkatkan cadangan gas alam terbukti dari sumur-sumur lapangan lainnya di Wilayah Kerja Nunukan. “Perjanjian ini juga membuka ruang agar PHE-NC memprioritaskan pasokan gas kepada PT KPI dan PT KMJ apabila terdapat cadangan gas bumi baru dari lapangan-lapangan lainnya di Wilayah Kerja Nunukan. Tentunya ini merupakan hal yang menggembirakan dan sinergi hulu ke hilir ini dapat semakin memacu pengembangan supply petrokimia di Indonesia, khususnya untuk produk Methanol,” jelas Ifki.
Corporate Secretary PT KPI, Ifki Sukarya melanjutkan bahwa, momentum IOG menjadi saat yang strategis dalam mendukung upaya pengembangan gas alam dari Wilayah Kerja Nunukan. “IOG menjadi cara kami untuk go-global, mengingat event ini melibatkan partisipasi aktif dari sektor usaha migas domestik dan internasional. Melalui ajang ini, kami memperkenalkan roadmap bisnis PT KPI dan mendapatkan sambutan positif. Kami harapkan, dukungan para stakeholder yang hadir dalam IOG juga akan mendukung kondusivitas keberlanjutan program pengembangan kilang Methanol di Nunukan. Ini sesuai aspirasi kami dalam memproduksi subtitusi Gasoline dengan A20, yang mengandung 15% metanol dan masih dalam proses kajian,” ungkap Ifki.
IOG Convention 2021 merupakan event berskala global yang diselenggarakan SKK Migas untuk menarik investasi dari berbagai pelaku industri hulu migas. Ajang ini diharapkan dapat mendorong kolaborasi seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat sinergi industri hulu migas yang berkelanjutan. “Partisipasi PT KPI dalam ajang global ini membuktikan bahwa sebagai induk usaha sektor hilir, PT KPI memiliki peran strategis dalam menunjang keberlangsungan berbagai industri, termasuk sektor hulu. Kedepannya, PT KPI akan terus memperkuat peran sinergi dengan pemangku kepentingan dari berbagai industri guna menyokong ketahanan sektor kilang dan petrokimia Indonesia,” pungkas Ifki.**