Inovasi Pertamina Lahirkan Sekolah Cinta Gambut

Bengkalis, 11 September 2019 – Kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis pada tahun 2014-2015 dalam skala besar telah mendorong Pertamina untuk menginisiasi sejumlah program CSR dalam melestarikan lahan gambut dari kebakaran hutan dan pemanfaatannya.

Setelah berhasil dengan kegiatan pemberdayaan Masyarakat Peduli Api (MPA) baik dengan peningkatan kompetensi anggota dalam penanggulangan kebakaran lahan hingga kemandirian ekonomi, Pertamina mulai menyentuh generasi muda sebagai generasi penerus melalui sekolah-sekolah dasar di Kecamatan Bukit Batu, Kecamatan Bandar Laksamana, dan Kecamatan Siak Kecil di Kabupaten Bengkalis.

General Manager Refinery Unit II M. Dharmariza mengatakan, Kurikulum Sekolah Cinta Gambut sebagai wujud kepedulian Pertamina untuk mengatasi masalah kebakaran lahan gambut yang sering terjadi di Provinsi Riau. Karena itu, perlu ditanamkan sejak dini rasa cinta terhadap gambut melalui kurikulum lembaga yang sistematis sehingga nantinya akan melahirkan generasi pecinta lingkungan.

“Kurikulum Sekolah Cinta Gambut diinisiasi Pertamina sejak tahun 2017 dan telah diajarkan pada ribuan pelajar di Kabupaten Bengkalis. Program ini bertujuan lahirnya sekolah berwawasan lingkungan Adiwiyata dan juga melahirkan literatur tentang pengelolaan lahan gambut,” ujar Dharmariza.

Untuk menyukseskan program ini, lanjut Dharmariza, Pertamina telah mengucurkan dana CSR sebesar Rp 625 juta yang disalurkan kepada 25 sekolah dengan menjangkau 3.750 siswa dan guru di Kabupaten Bengkalis.  

Dalam pelaksanaan kurikulum Sekolah Cinta Gambut, Pertamina juga menggandeng kelompok-kelompok binaan yang lain sebagai lokasi pembelajaran bagi siswa, seperti Arboretum Gambut, Pertanian Nanas Terintegrasi, hingga Area Konservasi Mangrove.

“Pertamina juga terus mendukung sekolah untuk memiliki green house sebagai materi pelajaran lingkungan serta mendorong sekolah untuk bekerjasama dengan Kelompok Binaan CSR seperti Pengelola Arboretum Gambut dan Konservasi Mangrove untuk dijadikan sebagai sarana pembelajaran siswa,” imbuh Dharmariza.

Menurut Dharmariza, sejak digulirkan Progam Sekolah Cinta Gambut, banyak sekolah yang mendapat apresiasi di bidang lingkungan. Salah satunya SDN 03 Bukit Batu terpilih sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi tahun 2018.  Tak hanya itu, salah satu siswa SDN 03 Bukit Batu juga terpilih mewakili Kabupaten Bengkalis di Malam Penganugrahan PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, di Jakarta pada tahun 2018.

Kini Kurikulum Sekolah Cinta Gambut sedang dipersiapkan untuk hadir dalam platform digital yaitu berbasis website sebagai E-Learning Lingkungan Pertama di Indonesia. Harapannya adalah Kurikulum Sekolah Cinta Gambut yang saat ini telah dimanfaatkan di sekolah-sekolah dasar di Kabupaten Bengkalis, bisa semakin luas dampak pemanfaatannya di berbagai dareah yang rawan kebakaran lahan dan hutan, seperti Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan.

“Bahkan, menariknya ada salah satu siswa yang berhasil membuat motif batik bakau Sungai Pakning dan kini telah mendapatkan hak cipta,” pungkas Dharmariza.**

Share this post