Balikpapan (14 September 2018) – Guna memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai dinamika bisnis Pertamina khususnya di Pulau Kalimantan, Pertamina Kalimantan Group menggelar Pertamina Energy Forum Chapter Kalimantan melibatkan awak media yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI), akademisi dan mahasiswa di Kota Balikpapan. Kegiatan yang dikemas dalam diskusi panel ini digelar di Ballroom Grand Tjokro Hotel Balikpapan, Jumat (14/9). Acara ini merupakan program sinergi dari 4 unit bisnis dan anak perusahaan Pertamina di Balikpapan yakni Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan, Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan, Pertamina EP Asset V dan Pertamina Hulu Mahakam.
Region Manager Comm. & CSR Pertamina Kalimantan Yudi Nugraha menyatakan Sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, masih banyak masyarakat yang mengenal Pertamina hanya melalui produk BBM yang dijual di SPBU ataupun produk LPG di pangkalan. Padahal kenyataannya dengan cakupan operasional dari hulu hingga hilir, Pertamina merupakan salah satu perusahaan dengan kompleksitas bisnis yang tinggi di Indonesia bahkan dunia.
“Sebagai contoh di Kota Balikpapan yang dijuluki Kota Minyak ini, berlokasi unit bisnis dan anak perusahaan Pertamina yang dapat menggambarkan kompleksitas bisnis tersebut. Dalam berbagai kesempatan kami terus berupaya untuk memperkenalkan keragaman ini supaya masyarakat tidak hanya mengenal SPBU atapun tabung LPG”, kata Yudi.
Sosialiasi tersebut ungkap Yudi dilaksanakan bukan tanpa alasan. Menurutnya tugas dalam menjaga ketersediaan energi bagi masyarakat merupakan tantangan sekaligus kebanggan bagi insan Pertamina. Dan hal tersebut patut diketahui oleh masyarakat luas agar masyarakat memiliki frekuensi yang sama dalam mengawal ketahanan energi bagi negara Indonesia.
Dengan mengetahui tantangan di bisnis energi, masyarakat dapat melihat bahwa BBM dan LPG yang digunakan sehari-hari telah melewati proses panjang dari eksplorasi, produksi di kilang hingga pendistribusian kepada masyarakat. Bahkan untuk mendistribusikan BBM ke lokasi BBM 1 Harga, Pertamina harus menempuh jarak ratusan kilo meter melewati medan yang sangat menantang dan memakan waktu hingga 1 minggu.
“Dengan memahami bahwa BBM dan LPG berasal dari sumber daya yang tidak terbarukan, masyarakat akhirnya dapat lebih bijak menggunakan energi dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi dengan melihat kisah penyaluran BBM 1 Harga ke daerah 3 T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal), masyarakat di perkotaan dapat lebih mensyukuri kemudahan akses menuju lembaga penyalur BBM dan LPG”, ungkap Yudi.
Lebih lanjut Yudi menjelaskan kegiatan ini secara khusus menggandeng rekan-rekan media dengan misi agar media sebagai sumber informasi kepada masyarakat dapat ikut mensosialisasikan tantangan dalam upaya pencapaian ketahanan dan kedaulatan energi nasional. Selain itu, rekan-rekan media yang biasa meliput di perusahaan energi dapat memperkaya informasi terkait bisnis energi untuk menciptakan karya-karya jurnalistik yang lebih mendalam dan padat informasi.
“selain untuk sosialisasi, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan silaturahmi antara Pertamina dengan rekan-rekan media. Apabila sudah kenal, rekan-rekan media dapat dengan mudah menghubungi kami sehingga pemberitaan terkait Pertamina bisa lebih berimbang”, tambah Yudi.
Selain menghadirkan pembicara dari lini bisnis hilir, pada kegiatan ini didatangkan pula Kepala Departemen Hubungan Media Pertamina Hulu Mahakam Kristanto Hartadi dan Legal & Relations Manager Pertamina EP Asset V Anton Sumartono Raharjo. Keduanya menyampaikan bahwa saat ini Pertamina telah dipercaya mengelola lebih dari 50 % sumur migas yang terdapat di Indonesia. Alih kelola beberapa blok migas nasional dari perusahaan asing ke Pertamina menjadi semangat tersendiri bagi Pertamina untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan energi di Indonesia, sesuai dengan tema acara Pertamina Energy Forum ini.
“Data September 2018 menunjukkan PEP Asset 5 menyumbang produksi minyak mentah sebesar 18.366 barrel oil per day (BOPD) dari target 17.250 BOPD atau setara dengan realisasi 106%. Ini merupakan hasil kerja keras insan Pertamina untuk menjadikan Indonesia semakin berdaulat di bidang energi”, kata Anton.
Anton menambahkan aktivitas operasi hulu migas PEP Asset 5 menyerap 2.584 tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja ini tersebar di 5 lapangan di bawah pengawasan PEP Asset 5. Jumlah tenaga kerja ini tidak termasuk jumlah tenaga kerja yang berasal dari program kerja jangka pendek.
“Kami selalu berupaya mendorong mitra lokal untuk ambil bagian dalam program kerja PEP Asset 5. Termasuk juga dalam pengembangan program-program CSR. Di 5 field migas yang kami kelola sudah berbagai program CSR kami kembangkan yang InsyaAllah dapat memberikan dan menciptakan manfaat bagi masyarakat sekitar”, pungkas Anton.