Kamis, 30 Juli 2020 – PT Pertamina EP, sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas, ditengah target pandemic COVID-19 dan rendahnya harga minyak dunia, tetap berupaya memenuhi target produksi dan meningkatkan cadangan minyak untuk menjaga ketahanan energi nasional.
Memasuki semester II tahun 2020, Pertamina EP berhasil meningkatkan produksi migas melalui program well intervention di sumur SKW-21 Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dan pengeboran baru di sumur SBJ-343 Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field, serta meningkatkan cadangan migas dari kegiatan eksplorasi yang dilakukan di Area Jawa Bagian Barat pada sumur Akasia Prima (AKP) -001 dan sumur Wolai (WOL)-002 di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Melalui program well intervention di sumur SKW-21 yang merupakan wilayah kerja PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field, produksi minyak berhasil ditambahkan sebesar sebesar 2.200 barel per hari (BOPD). “Sumur SKW-21 hingga per tanggal 21 Juli 2020, menambahkan total produksi menjadi sebesar 9.821 BOPD melebihi target harian yang dibebankan kepada Sukowati Field”, ujar Eko Agus Sardjono, Direktur Utama PT Pertamina EP.
Sebagai salah satu lapangan backbone di Pertamina EP Asset 4, Sukowati Field menyumbang 60% dari keseluruhan produksi minyak di Pertamina EP Asset 4 dan salah satu upaya Sukowati Field untuk mencapai target produksi tersebut adalah dengan melalui kegiatan servis pada sumur yang dikelolanya.
Selain itu, pemboran baru yang menambahkan produksi sebesar 381 BOPD juga berhasil dilaksanakan di sumur SBJ-343 Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field. Sumur SBJ-343 yang ditajak pada 17 Juni 2020 akan menambahkan produksi minyak Pertamina EP Sangasanga Field yang saat ini mencapai (YTD) 5.672 BOPD dan gas sebesar 2,612 MMSCFD
Selain kesuksesan pelaksanaan program di Sukowati Field dan Sangasanga Field, Pertamina EP juga berhasil menemukan sumber daya migas baru untuk memenuhi kebutuhan energi negeri yang didapatkan dari pengeboran eksplorasi Sumur Akasia Prima (AKP)-001 terletak di Kabupaten Indramayu Jawa Barat, yang mulai dibor pada 28 April 2020, mencapai kedalaman akhir 2561 M pada 17 Juni 2020.
Keberhasilan penemuan cadangan lainnya juga didapatkan dari pengeboran eksplorasi Wolai (WOL)-002 yang terletak di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah yang ditajak pada 29 November 2019. Saat ini kedua sumur eksplorasi tersebut dalam tahap proses evaluasi cadangan minyak dan gasnya.
Eko Agus Sardjono, menyampaikan harapannya terhadap pengeboran ekplorasi AKP-001 dan WOL-002, “Kami harapkan penemuan sumberdaya migas ini dapat menguatkan optimisme pencarian sumberdaya baru dan segera berkontribusi dalam menjaga daya dukung produksi minyak dan gas beberapa tahun kedepan, sehingga dapat memastikan keberlanjutan pasokan energi untuk negeri.” Pengeboran eksplorasi ini tercapai karena dukungan masyarakat serta pemerintah sehingga proses pengeboran dapat berjalan dengan dengan lancara dan hasil yang baik.
Pertamina menjalankan seluruh kegiatan operasinya dengan tetap mengedapankan aspek Health, Safety, Security and Environtment (HSSE). Sampai dengan bulan Juni 2020, Pertamina mencatatkan 44.983.798 jam kerja selamat.
Terkait dengan kondisi pandemi Covid-19, Pertamina EP juga memastikan bahwa seluruh kegiatan operasi maupun perkantoran mematuhi seluruh protokol kesehatan serta penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat.
Dalam menghadapi kondisi rendahnya harga minyak, Pertamina EP selalu melakukan evaluasi secara berkala terhadap semua program kerja dan biaya operasi agar diperoleh prioritas dan efisiensi yang optimal. Program kerja diprioritaskan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan operasi dan produksi migas dengan selektif melakukan eksekusi rencana kerja sesuai dengan keekonomian.
Hingga akhir Juni 2020, realisasi produksi minyak PT Pertamina EP mencapai sebesar 80,516 BOPD dan produksi gas sebesar 875.87 MMSCFD.
“Kontributor terbesar produksi minyak adalah Asset 5 di Kalimantan dengan produksi rata-rata 18.600 BOPD , Sedangkan produksi gas terbesar ada di Asset 2 di Sumatera Selatan sebesar 351 MMSCFD“, tutup Eko Agus Sardjono.**