Pekanbaru, 2 September 2021 – Dewan Komisaris PT Pertamina Hulu Rokan (Dekom PHR) mengunjungi Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau. Dalam kunjungannya, Dekom PHR meninjau lapangan kerja PHR sekaligus melihat langsung fasilitas pemantau sumur-sumur PHR yang terintegrasi secara digital.
Dewan Komisaris PHR yang berkunjungan yakni Komisaris Independen PHR Reinhard Parapat dan tiga orang Komite Dewan Komisaris PHR yakni Achmad Ya'kub, Bobied Guntoro, dan Edward P Boetar Boetar. Kunjungan Dekom PHR ini berlangsung dari 31 Agustus 2021 hingga 2 September 2021.
Ketibaan Dekom PHR di Pekanbaru, Riau (31/8/2021) disambut langsung oleh Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin beserta jajaran manajemen PHR dan langsung menuju Rumbai Country Club (RCC) untuk mendengarkan penjelasan dari Manajemen PHR terkait kegiatan di Blok Rokan.
Selanjutnya, rombongan Dekom dan Manajemen PHR menuju kawasan Minas melihat fasilitas Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC) dan Stasiun Pengumpul 1 Minas. Fasilitas IODSC merupakan sumber informasi atau 'big data' berkaitan dengan aktivitas sumur dan peralatan yang ada di lapangan kerja yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
"Fasilitas ini ibarat sebuah kokpit pesawat. Dari fasilitas ini, aktivitas ribuan sumur dan peralatan yang lokasinya tersebar dapat terus dipantau dan dioptimisasi sehingga dapat mengurangi potensi kehilangan produksi minyak dan meningkatkan keandalan operasi," kata Jaffee.
Jaffee menjelaskan, IODSC memanfaatkan transformasi digital dengan menyimpan pengetahuan dari para ahli dari berbagai bidang dan mengimplementasikannya untuk kinerja sumur dan peralatan. "Data yang dikumpulkan setiap hari di gudang data (data warehouse) dapat dikorelasikan dengan data lain dan diubah menjadi informasi yang bermanfaat," imbuhnya.
Setelah Minas, rombongan menuju kawasan Duri untuk meninjau lokasi pengeboran dan lapangan injeksi uap Duri. Sejak alih kelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021, PHR telah mengebor 17 sumur. Sebagian besar diantaranya mampu menghasilkan tingkat produksi yang melebihi target.
Saat ini, kata Jaffee, PHR mengoperasikan 10 rig yang akan bertambah secara bertahap menjadi 16 rig hingga Oktober 2021. PHR menargetkan pengeboran 161 sumur baru periode Agustus hingga Desember 2021.
"Kami melakukan berbagai terobosan agar program pengeboran berjalan selamat, andal dan efisien. Seluruh fungsi-fungsi yang ada berkolaborasi sebagai one team (satu tim, Red.) untuk mewujudkan tujuan yang sama dalam mendukung ketahanan energi dan produksi nasional,” tegas Jaffee.
Dalam upaya pencapaian target pengeboran, PHR berhasil melakukan efisiensi waktu yang lebih cepat. Keberhasilan tersebut dicapai melalui beberapa terobosan di lapangan, antara lain, memanfaatkan rig pengeboran (drilling rig) sekaligus untuk pekerjaan komplesi, melakukan defensive drilling dengan mengatur drilling parameter di daerah yang berpotensi kehilangan sirkulasi, meningkatkan keandalan peralatan pemboran, dan merencanakan seluruh rangkaian kegiatan secara matang sehingga durasi kegiatan pengeboran lebih efisien, termasuk proses pengadaan barang dan jasa.
Ditambahkan Jaffee, target dan kerja keras PHR merupakan bagian dari upaya pencapaian target produksi minyak yang dicanangkan pemerintah pusat, yakni 1 juta BOPD (Barrel Oil Per Day) pada 2030 mendatang. WK Rokan merupakan salah satu tulang punggung utama dalam pencapaian target tersebut.