Laba Bersih 2016 Capai US$3,15 Miliar, Pertamina Tetap Waspadai Volatilitas Harga Minyak dan Kurs 2017

Laba Bersih 2016 Capai US$3,15 Miliar, Pertamina Tetap Waspadai Volatilitas Harga Minyak dan Kurs 2017

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) membukukan laba bersih 2016 yang telah teraudit sebesar US$3,15 miliar atau lebih tinggi 122% dibandingkan dengan laba bersih pada tahun 2015. Perolehan laba tersebut didukung oleh kinerja operasi yang meningkat serta efisiensi dan penciptaan nilai tambah perusahaan melalui program Breakthrough Project 2016.

 

Hal tersebut merupakan bagian dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Pertamina yang dilaksanakan hari ini. Selain itu, RUPS juga mengamanatkan Pertamina untuk dapat terus menjaga kinerja dan menerapkan strategi yang tepat di tengah fluktuasi harga minyak mentah dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang dapat memengaruhi kinerja finansial perusahaan.

 

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan secara umum Pertamina melewati tahun 2016 dengan tidak mudah, terlebih pada kuartal keempat 2016 yang menunjukkan terjadinya tren kenaikan harga minyak mentah dan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar yang berpengaruh signifikan kepada kinerja finansial. “Dengan kondisi itu, peningkatan kinerja operasi dan efisiensi di segala lini yang mengacu pada 5 Pilar Strategis Pertamina menjadi langkah tepat sehingga Pertamina dapat meraih laba bersih US$3,15 miliar pada 2016,” kata Massa.

 

Massa mengungkapkan gambaran umum kinerja finansial perusahaan secara rinci. Yakni realisasi produksi migas sebesar 650,01 MBOEPD, volume penjualan gas sejumlah 708,68 ribu BBTU, atau 130% dari RKAP 2016; dan transportasi gas sebesar 522,11 BSCF.

 

Hasil positif juga ditorehkan Pertamina dalam pengolahan minyak yang ditandai dengan semakin tingginya hasil produk bernilai tinggi (yield valuable product) menjadi 77,76% naik 4,5% dibandingkan dengan capaian tahun 2015. Di sisi lain, biaya pokok produksi kilang Pertamina semakin rendah menjadi 97,1% atau turun 6,3% dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 103,6%.

 

Di sektor pemasaran dengan strategi fokus pada pelanggan, operational excellence, dan kemitraan strategis telah mendongkrak realisasi volume penjualan produk tahun 2016 untuk BBM 64,63 juta KL atau naik 2,8%. Penjualan LPG juga meningkat 6,3% menjadi 12,09 juta KL.

 

Tahapan penting megaproyek pengolahan dan petrokimia juga dicapai pada tiga megaproyek yang sudah dijalankan selama 2016 dan bentuk konkret komitmen pengembangan kapasitas kilang Pertamina menjadi 2 juta bopd pada 2023. Beberapa tahapan penting yang dicapai yaitu penandatanganan Joint Venture Development Agreement untuk RDMP Cilacap dengan Saudi Aramco, penuntasan Basic Engineering Design dan topping off fasilitas hunian pekerja untuk RDMP Balikpapan, serta kesepakatan Framework Agreement yang dilanjutkan dengan Joint Venture Agreement bersama Rosneft Oil Company untuk GRR Tuban.

 

Tingkat Kesehatan Perusahaan mencapai skor total 88,82, dengan rincian aspek keuangan skor 66,00, operasional 12,82, dan administrasi 10,00 sehingga perusahaan termasuk dalam kategori sehat (AA). Kinerja HSSE dan GCG telah terealisasi dengan baik, dimana Pertamina meraih 7 PROPER EMAS sebanyak dan PROPER HIJAU sebanyak 71. Score assessment GCG 2016 sebesar 94,62%.

 

“Pertamina telah melalui tahun 2016 dengan cukup baik. Namun, gejala yang muncul pada kuartal keempat 2016 masih tetap harus diwaspadai sepanjang tahun 2017 dengan berbagai langkah antisipasi yang sudah dicanangkan dan diamanatkan pemegang saham,” pungkas Massa

Share this post