Bali - PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas, mempunyai tugas utama mencari sumber minyak dan gas untuk mendukung ketahanan energi nasional. Sejalan dengan hal tersebut, PT Pertamina EP (PEP) juga berkomitmen menjalankan kegiatan operasional dengan memberikan nilai tambah untuk stakeholder dalam bentuk kegiatan Corporate Social Resposibility.
Luasnya wilayah kerja PEP memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk dapat mendukung pengembangan masyarakat lokal melalui pemberdayaan ekonomi, pendidikan, lingkungan, serta kesehatan. Keseriusan PEP tercermin dari implementasi program yang telah berjalan dan juga pada tahun 2017 PEP mendapatkan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) untuk predikat emas sebanyak dua lapangan.
Tidak berhenti sampai disitu, PEP pun terus berinovasi menjalankan best practice dalam kegiatan CSR dan dalam International Open Forum (IOF) 2018 PEP pun diundang sebagai narasumber untuk dapat berbagi kepada peserta yang berasal dari berbagai negara.
IOF diselenggarakan oleh Corporate Forum of Communiy Development (CFCD) selama dua hari di Bali, (29-30/10).
Hadir dalam kegiatan tersebut CFCD Chairman Sudarmanto, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ridwan Hisyam, ISO 26000 Stakeholder Global Network Chairman Martin Neureiter, Ketua Badan Standar Nasional (BSN) Prof. Bambang Prasetya, dan Vice Chair of ISO 26000 Suharman Noerman.
Ketua Badan Standar Nasional (BSN) Prof Bambang Prasetya menjabarkan bahwa tahun ini Indonesia didaulat kembali menjadi tuan rumah penyelenggara dalam forum rutin yang digelar sejak tahun 2014 lalu.
Ketua umum CFCD dr Sudarmanto menjelaskan "Dengan digelarnya forum ini kami berharap kedepannya perusahaan dapat menjalankan program CSR agar lebih tepat sasaran dan membawa manfaat yang lebih besar bagi kepentingan masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, CSR Assistant Manager PEP Anggadewi Widyastuti menjelaskan kepada peserta mengenai program CSR yang telah berjalan dan kaitannya dengan ISO 26000. "Kami menjalankan program CSR dengan beberapa pilar utama, Alhamdulillah berkat dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, program kami dapat dirasakan oleh masyarakat di wilayah kerja".
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa inovasi terus berjalan, "kami juga melibatkan seluruh pekerja dalam kegiatan CSR kami sebagai donatur untuk sekolah yang belum mempunyai fasilitas memadai", ungkapnya.
IOF tahun ini mengusung tema Towards World Sustainability of Excellence. Diharapkan dengan adanya ISO26000 dapat menjadi pedoman untuk perusahaan-perusahaan lain menjalankan program CSR sehingga memberikan efek maksimal bagi penerima manfaat.