Jakarta, 16 Agustus 2021 - Restrukturisasi perusahaan yang berjalan sejak Juni 2020 terus memberikan energi positif bagi Pertamina Group. Kebijakan tersebut kian membuka peluang bagi setiap subholding untuk lebih fokus pada pengembangan bisnis.
Karenanya, meskipun tantangan pandemi Covid-19 mempengaruhi operasional di lapangan, namun Subholding Refining and Petrochemical melalui PT Kilang Pertamina Internasional (PT. KPI), tetap dapat melanjutkan penuntasan pembangunan kilang nasional agar sesuai target yang ditetapkan. Proyek yang dikenal dengan megaproyek RDMP dan GRR ini terus dikebut untuk mengejar ketahanan dan kemandirian energi nasional di tahun-tahun mendatang.
Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical, Ifki Sukarya menjelaskan RDMP Balikpapan terus melanjutkan phase 1 dengan progres pembangunan fisik per akhir minggu pertama Agustus 2021 telah mencapai 38,35% secara keseluruhan. Long lead Item atau paket peralatan yang keseluruhan prosesnya mulai pengadaan, manufaktur sampai tiba di Balikpapan memerlukan waktu sekitar 2 tahun, sebagian telah tiba dan sebagian lagi sudah proses pengapalan maupun manufaktur.
"Sedang dilaksanakan tahapan membangun unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) yang memegang peranan penting dalam operasional kilang. Unit ini berfungsi untuk meningkatkan profitabilitas kilang melalui pengolahan residu menjadi produk yang bernilai lebih tinggi," jelas Ifki.
Proyek RDMP Balikpapan Phase 1 ini ditargetkan mulai berproduksi pada bulan Maret 2024 dan dilanjutkan dengan onstream gasoline block pada November 2024.
Sementara itu untuk proyek RDMP Balongan progres fisik secara keseluruhan saat ini telah mencapai sekitar 29,06% pada minggu pertama Agustus. Untuk pekerjaan konstruksi sedang dalam tahap penyiapan pemasangan fondasi agar kokoh untuk menyokong peralatan-peralatan baru proyek.
Selain proyek RDMP, Ifki menjelaskan bahwa proyek lain yang dikerjakan oleh Subholding Refining & Petrochemical adalah pembangunan kilang baru (GRR) di Tuban. Saat ini di GRR Tuban telah dalam proses pengerjaan Front End Engineering Design (FEED).
“FEED ini merupakan salah satu milestone penting dalam proyek pembangunan kilang GRR Tuban. Dari FEED ini, diharapkan didapatkan gambaran secara spesifik terhadap peralatan kilang dan infrastruktur yang akan dibangun di kilang Tuban,” jelas Ifki.
Namun demikian, aktivitas fisik untuk persiapan pembangunan juga terus berjalan melalui pekerjaan Land Clearing yang telah mencapai realisasi 54.10% pada awal Agustus dimana saat ini kegiatan Land Clearing tersebut telah memasuki Tahap Ke-3. Proyek GRR Tuban ini diharapkan rampung pada tahun 2027 dan dapat mendukung peningkatan ketahanan energi nasional.
Ifki meyakinkan bahwa proyek-proyek Pertamina terus dalam pengerjaan dan pemantauan ketat untuk dapat mencapai realisasi yang ditargetkan dan dapat segera memberikan manfaat untuk meningkatkan ketahanan energi nasional bagi Bangsa Indonesia.