Lombok Utara - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati kembali mengunjungi korban gempa ber skala 7 SR di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) Selasa, (18/09). Kunjungan kedua ini selain bermaksud meninjau kondisi terakhir pengungsi di Posko Peduli Pertamina, juga untuk menyerahkan bantuan pembangunan rumah transisi bagi korban gempa.
Kunjungan Dirut kali ini untuk mengetahui kondisi terkini para pengungsi yang berada di 3 (tiga) Posko Peduli Pertamina yakni di Desa Terengan, Kecamatan Pamenang, Lombok Utara. Pada kunjungan ini, Nicke Widyawati didampingi Persatuan Wanita Patra (PWP) menyerahkan secara simbolis rumah transisi kepada korban gempa. Selain itu, Nicke juga memberikan bantuan secara simbolis kepada Pondok Pesantren dan Masjid, serta kebutuhan logistik yang diperlukan untuk membangun masyarakat Lombok.
“Pertamina sangat peduli dengan kondisi saudara saudara kita yang masih berada di lokasi pengungsian. Mereka tentu mau kembali ke rumah, tapi terpaksa bertahan karena sudah tidak punya rumah sama sekali. Pertamina terus membangun berbagai fasilitas penunjang di pengungsian, terutama sarana air bersih yang kini menjadi lebih mudah diakses. Selain itu, MCK juga sudah dibangun dan dimanfaatkan oleh para pengungsi,” kata Direktur Pertamina, Nicke Widyawati, Selasa siang (18/09).
Saat ini, menurut Nicke Widyawati berdasarkan data terakhir pengungsi yang masih bertahan di Posko Pertamina Peduli sebanyak 1.670 jiwa. Jumlah ini sudah mulai berkurang dari sebelumnya yang berjumlah 2.806 jiwa, karena sebagian sudah kembali ke tempat tinggal masing-masing. Mereka yang masih tinggal di Posko Pengungsian, karena rumahnya tidak bisa lagi ditinggali dan benar-benar sudah hancur atau rusak berat.
Di Posko 2 (dua) sudah banyak tenda yang kosong, hanya beberapa saja yang masih dihuni. Dapur umum semula ada di semua posko sekarang sudah disatukan di Posko 1 (satu) untuk melayani para pengungsi yang masih bertahan. Sejumlah relawan juga masih melayani para pengungsi dengan melakukan kegiatan trauma healing terhadap anak-anak.
“Pertamina juga sedang membangun sekolah darurat agar anak-anak para pengungsi dapat terus belajar sebelum sekolah permanen selesai di bangun di wilayah ini,” jelas Nicke.
Dari Posko pengungsian, Nicke melanjutkan peninjauan lokasi pembangunan 200 unit rumah transisi yang dibangun di 2 (dua) lokasi. Sebanyak 100 unit di Dusun Tanah Ampar dan 100 unit Dusun Karang Montong, Desa Terengan, Kecamatan Pamenang, Lombok Utara. Lahan yang dbangun adalah lahan milik warga yang meminjamkan dengan diketahui oleh Dusun. Rumah transisi ini dibangun Pertamina bekerja sama dengan BUMN Karya, PT Adhi Karya sebagai pelaksana pembangunan.
Pembangunan rumah transisi menggunakan skema padat karya, untuk memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar. Pertamina dan Adhi Karya yang membuat desain dan layout bangunan, termasuk letak MCK, sementara pelaksananya adalah para pekerja lokal. Dengan program ini, pembangunan diharapkan akan lebih cepat, sekaligus membangkitkan ekonomi masyarakat.
Pembangunan rumah tansisi dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama, sebanyak 100 rumah dibangun pada 7 – 21 September 2018 di lahan seluas 60 are atau 6.000 meter persegi dan tahap kedua sebanyak 100 rumah dilaksanakan pada 22 September – 6 Oktober 2018 di atas lahan seluas 80 are atau 8.000 meter persegi.
Sumber pendanaannya sendiri, selain dari alokasi CSR Pertamina, sebagian pendanaan berasal dari Charity Run, event lari di internal Pertamina yang diselenggarakan oleh Direktorat Keuangan beberapa waktu lalu. Hal ini menunjukkan, kepedulian para pekerja Pertamina terhadap korban Lombok begitu tinggi.
“Harapan kami di akhir bulan ini para pengungsi yang masih ada di tenda penampungan sudah mulai bisa menempati rumah transisi,”pungkas Nicke.