Minahasa Utara, 26 November 2020 – Program TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan) Pertamina tidak hanya sebatas bantuan kepedulian sosial kepada masyarakat, lebih dari itu sebagai wujud pelestarian alam, Pertamina memiliki program konservasi keanekaragaman hayati (Kehati). Sulawesi mungkin selama ini terkenal dengan anoa, babirusa, kuskus atau musang Sulawesi, tapi belum banyak yang tahu bahwa primata endemik ada juga di Sulawesi Utara bernama Yaki (Macaca nigra).
Pertamina bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara dan Yayasan Masarang memiliki kegiatan konservasi di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki, Minahasa Utara, Sulawesi Utara untuk mengkonservasi Yaki dari hasil sitaan masyarakat dan perdagangan satwa liar.
Dalam memperkenalkan program tersebut kepada masyarakat luas, Pertamina pada Selasa (24/11) mengajak rombongan media Sulawesi Utara yang berjumlah 16 (enam belas) media untuk berkeliling dan mengenal lebih dalam mengenai konservasi di PSS Tasikoki khususnya monyet Yaki yang dihadiri oleh VP CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita dan Sales Area Manager Sulawesi Utara & Gorontalo Pertamina, Fachrizal Imaduddin.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Yayasan Masarang, Hasudungan Pakpahan menjelaskan setiap satwa yang dikonservasi di PPS Tasikoki akan melewati beberapa fase seperti karantina untuk cek kesehatan terlebih dahulu, isolasi bersama dengan hewan sejenis lalu disiapkan kandang sosialisasi yang bertujuan untuk melihat bagaimana pola perilaku mereka apabila berada di alam liar.
“Sebelum dilepasliarkan, kita tentunya mempertimbangkan banyak aspek seperti pola perilaku satwanya, letak geografis lokasi pelepasliarannya serta keamanannya bagi penduduk sekitar,”terangnya.
Hasudungan pun mengungkapkan kerjasama yang terjalin selama ini cukup baik. Pertamina bersama Yayasan Masarang pun memberikan edukasi kepada masyarakat melalui program Tasikoki Conservation Camp dan Pendidikan Konservasi serta sosialisasi ke sekolah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam melindungi satwa langka.
Sementara itu, Arya dalam kunjungannya meninjau program CSR ini mengatakan program konservasi Yaki ini sudah bekerjasama dengan Yayasan Masarang sejak tahun 2017. Yaki ini merupakan satwa endemik yang terancam punah karena kerusakan hutan dan maraknya perburuan dan perdagangan satwa liar untuk dikonsumsi dan dipelihara.
"Demi melestarikan satwa Indonesia, bentuk dukungan yang diberikan Pertamina diantaranya untuk program konservasi Yaki ini seperti pembibitan pohon pakan alami yaki, dukungan medical check up untuk animal keeper untuk meminimalisir resiko zoonosis serta pembuatan kandang habituasi untuk Pelepasliaran Yaki di Gunung Ambang,"terangnya.
Tak hanya di Sulawesi Utara, Arya mengatakan bahwa terdapat 55 (lima puluh lima) program Konservasi Kehati di wilayah operasi Pertamina di Indonesia, baik itu program konservasi flora maupun fauna. "Diharapkan melalui program konservasi yang dilakukan Pertamina ini dapat membantu memulihkan populasi Yaki di alam yang terancam punah serta mengedukasi masyarakat untuk dapat sadar akan pentingnya menjaga kelestarian satwa di alam sehingga dapat memitigasi konflik antara manusia dan yaki yang membuat kelestarian mereka terancam. Karena apabila satwa ini lestari lingkungan pun turut lestari,"pungkasnya.**